Covid-19 Mendistrubsi atau Malah Mempercepat Implementasi Banking 4.0

  • Bagikan

Lalu kira-kira bagaimana jalan ceritanya. Kemungkinan yang sangat masuk akal adalah bahwa di kemudian hari kelak seluruh kepemilikan perbankan akan dikuasai oleh Korporasi Raksasa Global, dimana seluruh saham-saham perbankan akan mereka beli. Kelak yang pertama adalah stage dimana negara akan melakukan rekapitalisasi atas kepemilikan perbankan di negaranya masing-masing dengan menyuntikkan saham Rekap seperti era Krismon Tahun 1998/1999 yang lalu. Saat ini sudah mulai dikumandangkan adanya model yang hampir sama tetapi dengan nama yang berbeda yakni Pandemic Bonds. Negara melalui KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) sudah menyiapkan penempatan dana pemerintah berupa bantuan kredit lunak baik seluruh industri dengan strategi dana talangan sementara jika memang situasi ini bisa diprediksi periodenya dalam jangka waktu pendek atau maksimal satu tahun. Bagaimana kalau krisis ini berlangsung ke medium term bahkan long term, itu berarti negara mau-tidak mau akan membuka negosiasi dengan pendonor dunia untuk meminta bantuan membiayai arus kas negara. Terus kalau kemudian situasi semakin buruk maka negara mau tidak mau akan tergadai kepada pendonor global atas bonds atau pinjaman yang sudah sangat besar jumlahnya dan sudah sangat menjerat. Biasanya inilah skema logis dimana akhirnya negara awalnya akan menguasai semua lembaga perbankan dengan pandemic bonds-nya. Perbankan kemudian kolaps dan diambilalih oleh negara. Nrgara juga kolaps untuk kemudian dikuasai oleh pendonor global. Dalam tahap ini tentunya regulator dan pengawasan bukan lagi ada di OJK bahkan negara tetapi sudah mengikuti protokol pendonor global. Sistem keuangan dunia dimana di dalamnya termasuk sistem perbankan dunia akhirnya berada dalam satu wadah dan satu kontrol sebagaimana akhirnya terjadi adalah horor yang dari dulu sangat ditakutkan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan