FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Di tengah pandemi Covid-19 masih ada saja oknum oknum nakal yang memanfaatkan keadaan. Salah satunya yang baru-baru ini terjadi adanya pedagang di Kota Bandung yang menjual daging babi ke pasar namun dicampurkan boraks sehingga menyerupai daging sapi.
Melihat ini tentu bisa menjadi pelajaran agar lebih jeli dalam membeli produk daging halal terlebih menjelang ramadhan pemakaian produk daging cukup tinggi.
Dalam konten youtube, Nanung Danar Dono, Direktur Halal Center Fakultas Peternakan UGM membagikan tips membedakan mana daging sapi dan mana daging babi baik ketika masih mentah maupun ketika siap disantap.
Nanung Danar Dono mengungkapkan cara membedakan daging sapi dan daging babi ketika masih mentah dapat dilihat dari warna daging, warna lemak, bentuk lemak, serat daging, aroma daging dan harga daging.
"Daging sapi berwarna merah tua, sedangkan daging babi merah muda. Lemak sapi berwarna putih, sedangkan lemak babi berwarna kuning krem atau putih tulang. Lemak sapi teksturnya padat dan mudah dipisahkan dari daging. Lemak babi basah, lengket, dan bergabung dengan daging, sehingga relatif sukar dipisahkan dari daging," ucapnya dalam durasi konten 5 menit 17 detik tersebut.
"Serat daging sapi lebih tebal daripada serat daging babi, sehingga rendang atau dendeng sapi lebih alot atau lebih keras daripada rendang atah dendeng babi. Aroma daging sapi harum khas daging sapi, sedangkan aroma daging babi wengur atau enneg khas daging babi. Aroma daging babi kombinasi antara apek, tengik, amis, dan pesing," lanjut Nanung.
Lebih lanjut kata dia, untuk standar harga daging sapi sapi berkualitas baik dalam kondisi normal Rp120.000 sampai Rp130.000 perkilogram sedangkan harga daging babi sangat tergantung kualitasnya.
"Jika kualitas 'bagus' (lemak tipis) harganya hanya di kisaran Rp75.000 sampai Rp90.000, Jika kualitas jelek, harganya hanya sekitar Rp45.000, sampai Rp55.000, saja," bebernya.
Ustad yang juga berprofesi sebagai Dosen Fakultas Peternakan UGM itu juga membagikan cara membedakan masakan yang menggunakan daging sapi dan daging babi yang dapat dilihat dari tulisannya, aroma kuah, kuah masakan dan uap masakan.
"Kalau ada tulisan sedia menu babi, berarti menggunakan bahan dari babi. Kalau dari segi aroma, masakan menggunakan daging sapi aromanya harum dan sedap. Jika menggunakan daging babi, aromanya tidak sedap. Sementara jika kuah daging sapi lebih bening dan encer. Jika menggunakan daging babi, maka kuahnya keruh, kental, dan sangat berminyak," jelasnya.
"Dan jika menggunakan daging sapi, uapnya tipis dan naiknya relatif cepat. Kesannya seperti ringan. Jika menggunakan daging babi, uap masakannya sangat banyak, berkumpul di bawah, dan tidak mau naik. Kesannya seperti berat," tutup Direktur Halal Center Fakultas Peternakan UGM tersebut. (anti/fajar)