FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tim Ahli Data dan Epidemologi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memaparkan manfaat Program Wisata Covid-19 Pemprov Sulsel dalam mencegah penularan Corona kepada Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah di Swissbel, Sabtu, 6 Juni 2020.
Dengan simulasi terpusat dan dilakukan modeling dengan menggunakan parameter waktu penggandaan selama 6,4 hari dari asumsi apabila tidak ada Program Duta Covid-19 penderita berinteraksi secara masif di masyarakat adalah 20.070 kasus. Ini juga mencegah sekitar 3.000 orang masuk rumah sakit atau sekitar 15 persen.
"Ternyata potensi penularan dengan mempertimbangkan reproductive number dan masa double time dengan eksponensial dengan enam hari itu bisa berpotensi menimbulkan kasus sekitar 20.000 di community. Kalau 20 ribu menurut literature 15 persen yang masuk rumah sakit, artinya kurang lebih 3.000 kasus. Dengan melakukan itu kita sangat berhasil menekan orang yang mungkin masuk rumah sakit," kata Ahli Epidemologi FKM Unhas, Ansariadi.
Jika tidak program ini tidak dilakukan, maka pasien di rumah sakit akan membludak. Oleh karena itu, maka mereka yang positif Covid-19 baik yang memiliki symptomsnya (gejala) maupun tidak ada gejalanya untuk ditemukan cepat. Karena dia bisa menjadi sumber penularan. Untuk itu strateginya adalah massive testing.
Guru Besar FKM Unhas, Ridwan Amiruddin menyebutkan bahwa Program Wisata Covid-19 ini, berkontribusi menekan pertumbuhan kasus. Intevensi lainnya adalah Work from Home, PSBB Kota Makassar, PSBB Gowa, intesive tracing dan penambahan laboratorium.