Aksi para Polwan, Pakai Trail, Tenteng Senjata, tetapi Menyejukkan

  • Bagikan

Mal sudah ramai. Begitu juga dengan warung-warung. Pasien covid-19 pun terus meningkat. Gawat?

Laporan: RUDIANSYAH

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Rasanya tidak. Lagian masyarakat mulai terbiasa menggunakan masker saat beraktivitas. Rajin mencuci tangan menggunakan sabun. Juga jaga jarak saat berada di tempat keramaian.

Apalagi, ada Srikandi Tombak Polri (Sriti) Direktorat Samapta Polda Sulsel yang selalu mengingatkan pengusaha dan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Semuanya luluh di hadapan para polwan cantik itu.

Setiap hari, kira-kira pukul 13.00 Wita, Tim Sriti bergerak mengunjungi tempat keramaian di kota Makassar. Mereka berkeliling menggunakan sepeda motor trail. Dua orang di antaranya, dilengkapi senjata laras panjang jenis V2.

"Selain menghimbau untuk menerapkan protokol kesehatan, kami juga menjaga situasi kamtibmas. Kalau tiba-tiba ada copet, situasinya genting, dapat digunakan senjata itu," kata Komandan Sriti Direktorat Samapta Polda Sulsel, Ipda Fitri Mattika di Polda Sulsel, kemarin.

Karena situasi kamtibmas aman dan kondusif, senjata V2 belum pernah diledakkan ke arah pelaku kejahatan. Kalau di lapangan tembak, sudah sering digunakan. Pemegangnya harus ahli soal menembak sasaran.

"Alhamdulillah, sejak tim ini dibentuk 28 Mei, bulan lalu. Belum ada gangguan kamtibmas yang genting. Semoga situasi aman dan tertib ini bisa terjaga," ungkapnya sambil tersenyum.

Tim Sriti diperkuat 15 orang personel. Sudah termasuk komandannya. Agar memudahkan pekerjaan di lapangan, Fitri membaginya menjadi dua regu. Biar aktivitas mendisiplinkan masyarakat bisa maksimal dan efektif.

"Patrolinya minimal dua jam. Kalau jarak tempuh titiknya jauh, agak lama juga. Karena kecepatan rata-rata hanya 40 sampai 50 kilometer per jam. Karena sasaran kami itu, seperti mal dan warung. Bukan ke masyarakatnya," tuturnya dengan nada pelan dan lembut.

Ia menunjuk sepeda motor trail di parkiran. Mengendarainya dengan lihai sebenarnya di luar dugaan. Apalagi, tidak ada pengelaman sebelumnya. Ini yang pertama kalinya. "Awalnya deg-degan begitu," bebernya sambil tertawa kecil.

Tetapi, berkat latihan dalam komando pelatih dari personal Raimas Ditsamapta Polda Sulsel, melalui jalanan ekstrem semua sudah bisa dilibas. Apalagi kalau sudah berbicara tentang tanggung jawab. Apapun tugasnya, harus dituntaskan.

"Jadi saya sudah menanamkan dalam diri, bahwa apa yang impossible dilakukan perempuan, bisa kami lakukan juga. Jadi apa yang diperintahkan harus dijalankan. Dan kami bangga bisa menjalankannya," ujarnya terlihat semringah.

Dengan pendekatan humanis di lapangan, himbauan Sriti berhasil mengubah kebiasaan masyarakat secara perlahan. "Alhamdulillah, tidak ada masyarakat yang lupa gunakan masker. Semuanya nurut," kata Panit II Si Nego Dit Samapta Polda Sulsel itu.

Polwan yang membawa senjata itu, namanya Bripda Mutia dan Bripda Putri. Mereka perempuan berkulit putih, tubuhnya langsing. Kalau tidak melepas seragam seperti anak kuliahan. Karena mengenakan seragam Polri sambil meneteng senjata laras panjang, keduanya terlihat garang.

Tetapi, kalau diajak ngobrol, penilaian garang itu hilang. Nada suaranya lembut sekali. Dirsamapta Polda Sulsel, Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo, mengaku sangat senang milihat kesigapan Tim Sriti dalam mendisiplinkan masyarakat dalam rangka menekan angka persebaran virus korona.

Ada begitu banyak perubahan. Mal dan tempat usaha ungkapnya sudah semakin tertib dalam menerapkan protokol kesehatan. "Jadi Sriti ini juga disiapkan untuk mengurai massa jika ada aksi unjuk rasa," kata Wahyu Dwi Ariwibowo.

Apalagi aksi unjuk rasa sudah tidak ada lagi di tengah pandemi covid-19. Praktis semuanya perlu diantisipasi dengan baik. Untuk itu Sriti hadir untuk memberikan tindakan mendisiplinkan dengan cara lebih humanis. Menyejukkan hati pengunjung mal. (*/abg)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan