“Perpu sudah. Marah sudah. Dikambinghitamkan Sudah. Yang belum anggaran. Anggarannya dimana? Apa perlu Perpu lagi? Atau harus bagaimana lagi? CC Abang Dok @berlianidris,” tulis Yos di akun @yosnggarang.
Praktisi medis dr Berlian Idris di akun @berlianidris merespon cuitan @yosnggarang: “Itulah Bang. Pening kita dibuatnya.”
Ketua ProDem Iwan Sumule menegaskan bahwa penyerapan dana Covid 19 minim menunjutkkan bahwa pemerintah tidak mempunyai program kerja yang jelas dalam mengatasi pandemi Covid 19.
“Penyerapan Dana Covid minim menunjukan: 1. Pemerintah tidak punya program kerja jelas atasi Covid. Tak punya solusi. 2. Program kerja tidak berjalan. Kalau pun punya program. 3. Menteri takut dipenjara. Tapi, Dana Covid Naik 3x. Dari 405 T --> 677 T --> 905 T. Mundurkan!,” tegas Iwan di akun @KetuaMajelis.
Aktivis senior Haris Rusly Moti sempat menduga, anggaran untuk Kemenkes itu belum tersedia. “Nah, benar kan sobat. Marah-marahnya Presiden @jokowi soal minimnya serapan anggaran Covid sudah terjawab. Jangan-jangan duitnya masih dicari, alias KasKos (kas kosong),” tulis Haris di akun @motizenchannel.
Politisi Gerindara Arief Poyuono menanggapi cuitan @motizenchannel. Menurut Arief, dana sudah ada, tetapi hambatan dan penghambat dana cair banyak. “Duit sudah ada.. Cuma hambatan dan penghambat dana cair banyak,” tulis Arief di akun @bumnbersatu.(msn/fajar)