"Saya juga sudah menelepon NH, saya bilang tolong bantu saya. Walaupun ada yang beliau jagokan, tapi tetap bantu juga saya. Karena tanpa bantuan Pak NH, saya juga merasa kewalahan. Beliau adalah tokoh Sulsel yanh patut kita hargai. Beliau adalah kakanda saya, senior saya. Tentu beliau paham akan jiwa saya yang terbuka," papar Supriansa.
Supriansa menegaskan, keinginannya maju sebagai calon Ketua Golkar Sulsel bermodalkan semangat ingin menyatukan dua kelompok yang tengah berseberangan yakni kubu Nurdin Halid (NH) dan kelompok pembaharu.
Tak bisa dinafikkan, faksi atau kelompok pecah menjadi dua di tubuh beringin rimbung tersebut. Ada kubu pro perubahan dan pro status quo atau kubu Nurdin Halid.
"Saya mencontohkan politik terbuka, santun. Karena itulah pembawaanku. Karena saya tak ingin menjadikan di luar dari kita adalah lawan. Bahkan di depan kelompok Pembaharu, saya mengelu-elukan NH," pungkas Supriansa. (endra/fajar)