Pemda Luwu Utara Taksir Kerugian Banjir Bandang Rp8 Triliun

  • Bagikan

Fajar.co.id, Luwu Utara -- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara memberikan estimasi kerugian akibat bencana banjir bandang yang terjadi pada 13 Juli 2020 lalu. Di mana ada dua wilayah yang paling parah terkena dampak bencana tersebut, yaitu Masamba dan Radda. Estimasi kerugian diperkirakan antara Rp7 – 8 triliun.

Bupati Indah Putri Indriani mengungkapkan hal itu usai mengikuti Rapat Pembahasan Bidang Tanah Terdaftar Terdampak Banjir Bandang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Luwu Utara, Rabu (12/8/2020) malam, di Ruang Media Center Dinas Kominfo. “Estimasi kerugian akibat banjir bandang kemarin itu antara tujuh sampai delapan triliun rupiah,” ungkap Indah.

Menurutnya, estimasi kerugian ini baru di dua wilayah yang memang paling parah terkena dampak banjir bandang kemarin. “Ini baru wilayah Masamba dan Radda, belum wilayah yang lain,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa kerugian ini disebabkan oleh kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, rumah, fasilitas khusus dan fasilitas umum, termasuk lahan pertanian dan perkebunan yang rusak akibat banjir bandang.

Menariknya, estimasi kerugian ini juga disampaikan Bupati dalam rapat bersama BPN semalam. Nah, apa yang diungkap Bupati dibenarkan Kepala BPN Luwu Utara, Didik Purnomo. Menurutnya, estimasi kerugian tujuh sampai delapan triliun sudah sesuai prediksi. Mengingat BPN sendiri menghitung kerugian bidang tanah terdampak banjir bandang kategori berat di Masamba dan Radda itu senilai Rp2,4 triliun.

“Saya kira sudah benar estimasi kerugian yang disampaikan ibu Bupati, karena kami sendiri juga mencatat kerugian bidang tanah terdampak berat itu senilai Rp2,4 triliun, berdasarkan data dan informasi zona nilai tanah dari Kementerian ATR/BPN di Masamba tahun 2019,” kata Didik.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan