Selain UMI dan UNIBOS, beberapa PTS di Sulawesi yang naik peringkatnya adalah Universitas Fajar yang pada tahun 2019 berada di peringkat 320 dan tahun ini berhasil naik peringkat 205.
Begitu juga dengan Universitas Muhammadiyah Parepare yang naik peringkatnya dari peringkat 332 menjadi 151. STIE Nobel juga menjadi salah satu PTS dengan peningkatan peringkat yang signifikan karena berhasil naik dari peringkat 307 menjadi peringkat 145 secara nasional.
Bahkan STIKES Mega Buana Palopo dan Universitas Al-Asyariah Mandar yang tahun lalu peringkatnya berada di atas 700 tahun ini bisa meraih peringkat masing-masing 275 dan 292.
Menurut Prof. Jasruddin hasil positif ini bisa dicapai karena selain mengintensifkan komunikasi dengan PTS, LLDIKTI Wilayah IX juga mendorong kolaborasi dan sinergi antara PTS, dimana PTS yang tahun lalu mendapatkan skor yang baik pada beberapa indikator membagikan pengalaman dan best-practicenya kepada PTS lain agar dapat direplikasi.
Sekretaris LLDIKTI Wilayah IX, Drs. Andi Lukman, MSi, menambahkan bahwa untuk Perguruan Tinggi Baru hasil penggabungan Seperti Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Universitas Bina Mandiri Gorontalo dan Universitas Trinita Manado, serta perguruan tinggi yang melakukan perubahan bentuk seperti STIM Nitro yang berubah menjadi Institut Bisnis dan Keuangan (IBK) Nitro, memang skor dan peringkatnya belum optimal dan tidak menggambarkan kondisi real karena datanya belum migrasi sepenuhnya dari PTS lama.
“STIM Nitro tahun lalu berhasil masuk Top 300 PT di Indonesia, dan berada di peringkat 10 di Sulawesi, namun karena berubah bentuk menjadi IBK Nitro, maka skor dan peringkatnya tahun ini mengalami penyesuaian karena datanya belum sepenuhnya direcover dari STIM Nitro. Oleh karena itu untuk PTS perubahan seperti IBK Nitro tidak bisa dinilai kinerjanya dengan melihat hasil data tahun ini, kita harus tunggu data tahun depan”, ujar Andi Lukman.