70 Tahun ADS

  • Bagikan

Catatan Hati Seorang Sahabat

Pada suatu kesempatan seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tarmidzi, Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Muhammad SAW,

“Wahai Baginda, siapakah manusia yang terbaik itu?”

Rasulullah menjawab, “Yang panjang umurnya dan banyak amalnya”.

Beribu tahun kemudian, Seorang santri bertanya kepada Kyainya.

Wahai Kyai,

“Manakah yang lebih baik seorang yang beragama dan ibadahnya banyak tetapi kelakukannya buruk. Atau orang yang tidak beribadah tetapi kelakuannya selalu baik kepada sesama.”

Dengan senyum tipis Sang Kyai menjawab, “Dua-duanya baik”.

“Lho kok bisa”

“Karena orang yang tekun beribadah boleh jadi akan dibimbing oleh Allah berkelakuan mulia, melalui ibadahnya. Sedangkan orang yang baik kelakuannya, boleh jadi akan dibimbing oleh Allah melalui rahmat-Nya untuk semakin taat kepada-Nya”

“Terus, siapa yang lebih buruk di antara keduanya, Kyai?” desak si Santri.

Dengan air mata yang berlinang dan suara yang terbata, Kiyai itu menjawab,

“Kitalah yang layak disebut BURUK. Sebab gemar menghabiskan waktu untuk menilai orang lain, Dan melupakan diri sendiri Padahal kelak di hadapan Allah, kita akan ditanya tenang DIRI KITA. Bukan tentang ORANG LAIN”.

Hari ini, ADS telah menjejak usia 70 Tahun. Di usianya yang kian senja. Beliau tetap bersemangat menabur benih kebaikan.

Sebab mafhum bahwa ukuran kebaikan seseorang bukanlah di awal atau di pertengahan. Tetapi justru di ujung kehidupan yang disebut dengan Khusnul Khatimah.

Akhir yang baik, lantaran menutup usia dengan amalan-amalan kebaikan. Akhirnya disadari, semua manusia tak pernah lepas dari dosa. Manusia itu tempat segala khilaf sebagai bukti kedhaifannya.

Itu sebab, Allah tidak akan menagih di luar kemampuan hamba-Nya. Maka tidak penting, apakah Anda berenang di lautan yang airnya bernajis. Karena nilainya tidak terletak bahwa Anda terkena najis.

Yang lebih penting adalah apakah Anda terus berenang ke tengah lautan najis. Atau Anda berusaha berenang ke pinggir dan mencoba menghindarinya, boleh jadi sampai mati.

Anda tak akan bisa sampai ke pantai yang bebas najis. Namun Allah melihat ikhtiar tulus Anda untuk menghindari najis. Sebab di situlah nilai dan hakekat yang sebenarnya.

Janganlah pernah malu mengetuk pintu-Nya dan memohon taufik-Nya. Juga bersungguh-sungguh menaklukkan diri dan memperbaharui tobat.

Tuhan tak akan meninggalkan hamba-Nya. Yang terus bersimpuh menggapai ampunan-Nya. Seperti yang telah dijanjikan-Nya lewat hadist Imam Tarmidzi

“Wahai hamba-Ku. Datanglah kepada-Ku. Meski dengan memanggul dosa setinggi gunung. Percayalah, semua gunung dosamu itu, tak berarti apa-apa. Bagi alam semesta pemaafan-Ku, yang akan menelan semua dosa-dosamu".

Aamiin.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan