Selain itu, pria kelahiran Makassar 7 Desember 1975 itu berpesan kepada orang yang terjangkit Covid-19, diupayakan jangan panik, jangan risau karena penyakit ini bisa dilawan dengan imunitas tubuh dan anti body. Bagi yang memiliki penyakit bawahan harap waspada. Misalnya penyakit jantung, hipertensi.
Terlebih kepada pemerintah, pemangku kebijakan, ahli epidemology, ahli infeksi, ahli kesehatan masyarakat, Erwin mendorong untuk rajin sosialisasi ke masyarakat, memberi penjelasan apa adanya sesuai fakta yang nyata terjadi. Janganlah fakta itu tidak disampaikan dengan baik karena menimbulkan ketakutan, orang yang terkena Covid juga merasa malu, dan dijauhi temannya sehingga akhirnya penyakit ini terus menerus dianggap tabu dan memalukan.
"Pemerintah juga harus meningkatkan intensitas testing berupa rapid test, swab, dan PCR. Sehingga bisa mentracking jumlah orang yang terpapar. Di samping itu pemerintah juga harus meningkatkan kontak tracking. Ini penting. Karena roda ekonomi kembali berputar sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang terkena covid akan semakin meningkat," tegasnya.
Bahkan Erwin juga mendapat informasi bahwa ruang ICU di rumah sakit penuh oleh pasien Covid. "Kita tidak ingin negara yang kita cintai ini memiliki jumlah pasien covid tertinggi di Asia atau bahkan dunia. Dengan jumlah penduduk 260 juta, kita harus sadar bahwa ini sangat berbahaya," pungkas putra Aksa Mahmud itu. (endra/fajar)