Mantan Dirut PD Parkir Makassar ini mengatakan, tahapan penjaringan sementara ini masih digodok. Dia mengaku masih perlu berkoordinasi dengan pengurus DPD I Golkar untuk merampungkan syarat seorang calon ketua DPD II Golkar ke depannya.
"Mungkin pertengahan Januari kita sudah bentuk. Mekanismenya masih kami bahas," bebernya.
Mengenai calon yang akan maju, seperti Andi Zunnun dan Appi, mantan anggota DPRD Makassar ini mengatakan, semua calon berpeluang. Yang jelas bisa melalui syarat yang nantinya diserahkan oleh DPD I Sulsel.
"Siapapun bisa terpilih. Pastinya dia harus punya komitmen untuk membesarkan Partai Golkar. Juga punya track record yang baik tentunya," tandasnya.
Andi Nurhaldin masih enggan sesumbar saat ditanya keinginan untuk maju sebagai ketua DPD II Golkar Makassar. Apalagi melihat posisinya sebagai wakil ketua DPRD Makassar, posisi tawarnya sangat besar.
"Saya belum berpikir untuk maju (calon ketua DPD Golkar Makassar," tegasnya.
Soal dorongan dari para kader Golkar lain atau dari bapaknya, Nurdin Halid, ia mengaku masih dalam posisi menunggu. ''Masih tunggu petunjuk,'' paparnya.
Pengamat Politik Unhas, Andi Naharuddin menyampaikan, partai sebesar Golkar memang nampak babak belur dalam kontestasi Pilkada Sulsel. Paling nyata bisa dilihat di Pilkada Makassar. Padahal, Makassar menjadi barometer politik di Indonesia Timur.
Konsolidasi di internal partai juga bergejolak dan lamban memanaskan mesin partai, sebab pergantian kepemimpinan dari Nurdin Halid ke Taufan Pawe.
Jika menilai sejauh mana jabatan ketua DPD II ini menjadi incaran dan posisi tawar bagi kader, Naharuddin menilai Golkar menjadi partai yang punya pengaruh, sehingga akan selalu jadi rebutan banyak pihak. Bukan hanya di internal partai, bahkan dari luar partai.