Etnis Tinghoa memaknai tahun Kerbau Logam 2572 sebagai tahun optimisme. Simbol kerja keras dan kerja cerdas. Kunci kesuksesan.
Laporan: MUHLIS MAJID
FAJAR.CO.ID -- Kalangan etnis Tionghoa di Sulsel dan dari berbagai kota kembali merajut Bai Nian. Meski dengan konsep berbeda. Tak ada momen berkumpul dengan tatap muka dan kedekatan dalam arti sebenarnya.
Bai Nian dengan tema "Untukmu Negeri Kami Berbakti dan Peduli" ini digelar secara virtual. Menyesuaikan aturan protokol kesehatan pengendalian Covid-19.
Silaturahmi Imlek Virtual 2572/2021 dilaksanakan di Mal Phinisi Point (Pipo) Makassar, Minggu, 14 Februari. Beberapa tokoh Tionghoa Sulsel hadir. Lainnya melalui pertemuan virtual. Tetap khidmat dalam keterbatasan pertemuan.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulsel, Wilianto Tanta menuturkan, tahun baru Imlek Kerbau Logam menyimbolkan kerja keras. "Simbol kerbau itu binatang yang membaja," katanya.
Kerja keras ini juga mesti dibarengi dengan kerja cerdas. Mesti bersinergi dan berkolaborasi. Dua hal ini menjadi keniscayaan. Bila itu dilakukan, diyakini akan memberikan jalan positif melewati tahun kerbau.
Wili--sapaan Wilianto Tanta berharap di tahun Kerbau Logam lebih baik dibanding tahun Tikus 2571 yang mendapat musibah pendemi Covid-19. Banyak usaha yang jatuh.
Terutama sektor pariwisata. Mulai dari rumah makan, restoran, hotel, dan penerbangan. Semua kena imbas. "Nah, kita akan berjuang, semoga tahun ini bisa berubah lebih lagi," katanya.
Kepedulian sosial juga diharapnya bisa lebih ditingkatkan tahun ini. "Bagi yang mampu atau punya kelebihan, mari saling membantu sesama," tambahnya.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah turut hadir mengucapkan selamat Imlek secara virtual kepada seluruh warga Tionghoa di Sulsel. Perayaan Imlek tahun ini, diakuinya sedikit berbeda karena pandemi.
Nurdin menuturkan, Tahun Kerbau logam identik dengan sifat pekerja keras. Makanya, dia mengajak menjadikan momentum ini untuk bekerja keras, bersinergi, dan berkolaborasi membangun Sulsel.
"Khususnya dalam upaya pemulihan ekonomi dan kesehatan kita," katanya.
Nurdin mengingatkan, pendemi ini sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia. Tak terkecuali Sulsel.
Sebagai upaya pemulihan ekonomi, pemerintah terus berupaya menumbuhkan pusat ekonomi baru. Melalui pembangunan infrastruktur yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Ia menyebut, pemerintah telah membuka akses jalan di daerah terisolasi. Seperti di Bua, Seko, Rantepao, Bone, dan Soppeng.
Akses baru ini kata dia, tak sekadar meringkas jarak tempuh. Tetapi juga peningkatan konektivitas untuk mempercepat distribusi hasil-hasil pertanian.
Suami Liestiaty F Nurdin itu juga mengatakanm banyak potensi yang bisa dikelola di Sulsel. Pemprov pun selalu menyambut baik investor yang masuk.
Bersamaan dengan itu, pemerintah selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik dan beriorientasi melayani. Kemudahan izin dan transparansi.
Di kesempatan itu, Nurdin juga mengemukakan masyarakat etnis Tionghoa di Sulsel berasal dari berbagai marga. Seperti kekayaan budaya di Indonesia.
Sebab itu, ia menegaskan, sangat penting untuk terus menjaga kerukunan dan keharmonisan antarsesama. Nurdin juga berterima kasih kepada seluruh warga Tionghoa dalam perannya yang selalu ikut dalam pembangunan dan aktivitas sosial kemasyarakatan.
Bain Nian ini tak hanya dihadiri seluruh tokoh Tionghoa di Sulsel. Tokoh dari berbagai kota lain juga turut hadir. Seperti Ketua Pusat PSMTI, Ketua Pusat INTI, dan Ketua Permabudhi Pusat.
Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulsel, Peter Gozal menuturkan, meskipun Imlek tahun ini dirayakan secara berbeda, namun tetap bisa disyukuri. Masih tetap bisa saling menyapa dan saling menyemangati.
Meskipun tidak bisa saling menyapa langsung, tetapi dengan virtual, menjangkau lebih banyak teman. "Beda dengan dulu hanya bisa menyapa di lingkungan sekitar saja. Tetapi tentunya itu sangat berbeda. Semoga Covid-19 cepat berlalu,"
katanya.
Tema Bai Nian "Untukmu Negeri Kami Berbakti dan Peduli" ini menjadi penekanan warga Tionghoa juga seratus persen Indonesia. Niscaya bagi warga Tinghoa untuk ikut bersama menangani Covid-19 dan saling membantu agar pandemi cepat berakhir.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel, Yongris Lao juga meyebut tahun ini merupakan tahun optimis. Terpenting, semua mau disiplin dan mau bekerja lebih keras.
"Kerja keras dengan kedisiplinan," tekannya saat berbicara di acara Bai Nian.
Ia mengatakan jalanan di tahun ini akan lebih baik. Tetapi mulus atau tidak, bergantung yang akan menjalani. "Kalau kita bisa nyetir bagus, lebih hati-hati, kendaraan kita bagus maka perjalanan pasti akan lebih baik," katanya.
Terpenting lagi kata dia, semua bekerja sama. Bisa menjaga kerukunan dan keharmonisan dan bisa punya misi yang sama, khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 agar cepat berlalu.
Bai Nian ini juga dinilai menjadi energi positif di Sulsel. Kehadiran seluruh Forkopimda, seluruh unsur agama, dan organisasi memberikan selamat Imlek kepada etnis Tionghoa membuktikan bahwa kerukunan Sulsel sangat baik.
"Kehadiran mereka ini juga sangat membesarkan hati kita dan ini membuat kita semakin termotivasi untuk bisa berbuat untuk daerah kita di sulsel," katanya. (*/rif-zuk)