Kemendikbud Luncurkan Kampus Mengajar, Pengamat : Anggaran Besar Tidak Sesuai dengan Hasil

  • Bagikan

"Program yang dilakukan selama tiga bulan ini, mahasiswa memerlukan adaptasi dalam penyesuaian dan pendekatan terhadap lingkungan belajar. Dimana satu bulan pertama masih tahap penyesuaian dan bulan kedua tahap pendekatan mahasiswa dengan peserta didik. Sehingga hasil dari program ini di nilai kurang berdampak," jelas Prof. Aris

Lebih lanjut, Prof. Aris, menyebut jika Kemendikbud sungguh-sungguh dengan program ini jangan hanya tiga bulan. Paling tidak sama dengan program SM3T.

"Kalau tujuan program ini memang membantu para tenaga pendidik di daerah 3T, kenapa tidak diperuntukkan untuk jangka yang panjang. karena tidak terasa juga kalau hanya tiga bulan, itu tidak akan banyak membantu," tambahnya.

Sementara, anggaran juga pasti sudah disiapkan dan nominalnya pun tidak kecil. Perlu banyak anggaran harus disiapkan, mulai tunjangan Rp 700 per bulan dan UKT Rp 2,4 sebanyak 15.000 mahasiswa, belum lagi biaya persiapan lainnya.

"Tentunya, dengan anggaran yang cukup besar, dinilai tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Lebih baik anggaran tersebut di prioritaskan ke hal yang lebih mesti kita prioritaskan saat ini. Salah satunya pembenahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), di daerah yang belum tersalurkan sama sekali. Sehingga aksesibilitas terhadap informasi teknologi sama dengan yang dapat di daerah lainnya," harapnya.

Guru Besar Pendidikan UNM ini, mengatakan, masih banyak yang mesti diperhatikan dalam program ini. Seperti waktu yang terbatas, kompetensi mahasiswa belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekolah. Kemudian masa pandemi dan anggaran yang cukup besar. Ini yang menjadi catatan penting kita dalam program ini. (MG1/Fajar).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan