Ridha merincikan, untuk pompanisasi irigasi pengairan kebun bawang, dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar 35 ribu perhari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar 12-14 liter solar atau Rp72 ribu per hari dibandingkan penggunaan yang hanya membutuhkan sekitar 22.5 kwh atau Rp37 ribu per hari.
Kemudian program lampu pijar untuk penangkap dan pengusir hama, dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp5,5 juta per panen setiap empat bulan. Penggunaan tanpa lampu hama, petani membutuhkan Rp13 juta per panen, sedangkan lampu hama membutuhkan sekitar Rp 6,8 juta per panen.
Sementara untuk penyiraman kebun bawang, dengan adanya program ini, petani lebih hemat sekitar Rp13 ribu perhari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar Rp19 ribu perhari, dibandingkan penggunaan pompa listrik yang hanya Rp6 ribu per hari.
"PLN akan senantiasa mendukung kebutuhan listrik masyarakat lewat pelbagai program yang akan terus kita siapkan ke depan," pungkas Ridha.
Ciptakan Destinasi Wisata
Tidak sekadar menerangi kebun petani bawang merah, cahaya lampu pijar yang menggunakan listrik dari PLN juga ternyata berdampak pada hadirnya destinasi wisata baru di Enrekang. Saat ini, sudah ada beberapa spot berkemah yang disiapkan untuk menikmati cahaya lampu tersebut dari atas bukit.
Destinasi tersebut masih dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, spot-spot kemah tersebut sudah banyak dikunjungi warga dari kabupaten lain. Seperti dari Toraja, Pinrang, Sidrap, dan Pinrang.