Artinya tetap saja gejolak radikalisasi di provinsi lain, regional dan global akan mempengaruhi proses radikalisasi lokal di Sulawesi selatan . Perlu dicatat bahwa radikalisasi saat ini terjadi tidak saja ditularkan melalui hubungan interaksi patron lama seperti faktor pengaruh lingkungan keluarga ( kinship ), patron doktrin guru dan murid ( decipleship), faktor tokoh ( worship ), patron pertemanan ( friendship ) dengan kominikasi pertemuan kontak verbal semata, tapi peran teknologi informasi komunikasi media dan sosial media juga memberikan andil yang cukup besar dalam proses rekrutmen terorisme.
Dulu sumpah setia ( ber bai,at ) harus didepan guru atau sang tokoh utama dengan disaksikan banyak orang, kini cukup berbai,at cukup melalui daring online.
Untuk melihat mitigasi teror di Sulawesi Selatan - Mari kita buka catatan yang kelam pada tahun 2000an. Betapa atas nama kebencian terhadap simbul simbul Amerika dan barat atas serangan terhada Alqaedah - mengapa MLC life Panakukang Makassar yang dipasangi Bom oleh teroris. Juga mengapa pada tanggal12 oktober 2001 KFC di mall yang sama juga di Bom?.
Betul - tidak ada korban dalam serangan itu, tetapi tetap saja masyarakat Makasar dibuat heboh, terguncang dan syok.
Akibat serangan tersebut pintu, kaca, dua sepeda motor delivery order Restoran Cepat saji KFC Panakukang Mas Makasar tersebut hancur.
Masih ada yang lebih mencekam lagi dan sadis lagi - yaitu kejadian pada tanggal 5 desember 2002. Di penghujung bulan ramadhan - saat sebagian masyarakat pengunjung Mall Ratu Indah Makasar (Marimall) sedang menunggu azan magrib untuk berbuka puasa dan makan malam, tiba tiba sebuah ledakan besar dari bom rakitan terjadi dari gerai Mc Donnal. Akibatnya tiga orang tewas dan sedikitnya sebelas pengunjung lainnya luka berat.