Penulis akhirnya mengundang media, dan berdialog akademis dengan difasilitasi oleh forum dosen dan akademisi se sulel yang dihadiri oleh para profesor, Doktor, Pengamat dan politisi Sulawesi selatan di Aula Tibun Timur. Dalam pertemuan itu, penulis uraikan situasi terorisme domistik sulsel, regional sampai situasi global radikalisme dan terorisme saat itu. Penulis memaparkan lebih dari 120 menit.
Penulis memberikan kelonggaran "cut question" pertanyaan dari akademisi dan peserta boleh memotong , pertanyaan media juga sama. Alhamdullilah, semua berjalan konstruktif, komunikatif dan ada nuansa infomatif yang penulis berikan dalam forum itu. Dampaknya penulis kemudian banyak diundang untuk memberikan kuliah umum di kampus kampus dan forum forum diskusi dan mediapun mulai lugas bila ada bahasan tentang terorisme. Ini kenangan Indah bagi penulis.
Beberapa Analisis Radikalisme Masih Berkembang di Sulawesi Selatan
Dari rangkaian tulisan di atas penulis ingin menyampaikan beberapa analisis terkait terorisme di Sulawesi Selatan.
Pertama ; Jejaring terorisme di Sulawesi Selatan selama ini senantiasa ada, hidup dan metaformosis dengan sedikitnya dengan .tiga link yaitu hubungan dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT ) Poso.
Berhubungan juga dengan Link Jemaah Ansharud Daulah ( JAD ), dan hubungan dengan Link lain terkait dengan ormas terlarang yang mengkaitkankan ke JAD atau MIT yang menjadi sel tidur menunggu moment yang bisa menjadi triger kekerasan.
Kedua; Potensi ancaman terorisme di Sulsel berasal dari kelompok ( a ) Frustrated traveller yakni kelompok radikal yang sudah ber bai,at kepada Albagdadi dan telah siap untuk menjadi mujahid dan siap berangkat dan bergabung dengan Isis di Iraq dan Suriah pada tahun 2014, namun tidak berangkat karena terbentur biaya atau dukungan sponsor, isis ternyata sudah kalah duluan dan dinyatakan bubar ( b ) Relokator yaitu orang atau kelompok terorist dari negara lain yang bergabung Isis di Irag dan Suriah, pulang tidak ke negaranya , dan singgah di Sulawesi selatan, merekrut penduduk lokal selanjutnya bergabung dengan jaringan lokal.