IAS Bakal Lalui Jalan Terjal Rebut Kembali Kursi Ketua Partai Demokrat Sulsel

  • Bagikan

"Ni'matullah tampil di garis terdepan memimpin seluruh Ketua DPD Demokrat se-Indonesia untuk menyatakan sumpah setia pada kepemimpinan AHY," cetusnya.

Ni'matullah juga dianggap sangat lihai memanfaatkan momentum dan tampil di garda terdepan membela AHY.

Kedua, Ni'matullah berhasil melakukan konsolidasi PD dengan baik selama masa kepemimpinannya. Relatif tidak ada gejolak politik di DPC yang menggoyahkan kepemimpinannya.

Berbicara soal peluang IAS merebut kembali takhta yang pernah direngkuhnya pada periode 2011 - 2014. Menurut Sawedi, sebagian besar masyarakat tahu bahwa IAS adalah mantan terpidana korupsi.

Meski tidak ada aturan yang melarang untuk tampil di panggung politik, kesan sebagai mantan napi bisa saja menjadi ganjalan sosial psikologis untuk memimpin PD.

"Terlepas dari plus minusnya, IAS bisa saja mengalahkan Ni'matullah di Musda Juni mendatang. Akan sangat tergantung strategi dari keduanya dan juga timnya untuk meyakinkan pemilik suara," jelasnya.

Yang pasti, Musda Demokrat akan berlangsung sangat dinamis. Kemampuan merebut suara terutama di DPC menjadi penentunya. Ni'matullah sebagai petahana memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan IAS.

"Sebagai petahana, Ni'matullah memiliki otoritas untuk 'menertibkan' DPC-DPC yang dia anggap tidak mendukungnya serta menggunakan fasilitas dan diskresi yang melekat pada jabatannya untuk memperoleh suara terbanyak," beber Sawedi.

Dikatakan, satu hal yang bisa dilakukan IAS adalah memanfaatkan keunggulan differential yang dimilikinya. Merebut suara DPC bisa saja dilakukannya dengan berbagai cara, termasuk memanfaatkan pengaruh istrinya sebagai anggota DPR RI.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan