Sawedi lalu berpendapat, politik di internal Parpol saat ini sangat dinamis dan susah ditebak. Para pemilik suara tidak bisa diklaim akan loyal kepada siapa pun. Hasilnya sangat tergantung pada kekuatan lobby dan tawar menawar kepentingan.
"Loyalitas terhadap partai hari ini tidak direkat oleh pilihan ideologis, tetapi lebih pada orientasi jangka pendek yang sangat pragmatis. Baik IAS maupun Ni'matullah sangat paham bagaimana karakteristik dan prilaku politik aktivis dan fungsionaris partai. Keduanya paham bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan," pungkas Sawedi Muhammad.
Ilham Arief Sirajuddin secara tegas ingin kembali menduduki jabatan strategis yang selama tiga tahun pernah ia duduki.
Tak tanggung-tanggung, ia menargetkan Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu menang Pemilu di Sulsel tahun 2024 mendatang. Kursi ketua parlemen Sulsel pun ia janjikan untuk kader Demokrat.
"Saya optimis Demokrat menang di Sulsel. Saya pernah memimpin partai ini tiga tahun 2011 - 2014. Kala itu saya dapat 11 kursi. Jika saya tidak bersoal hukum, bisa saja Demokrat pemenang Pemilu waktu itu," beber IAS di Makassar, akhir pekan kemarin. (endra/fajar)