FAJAR.CO.ID — Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengatakan agar kaum mislimin mencari lailatul qadar mulai tanggal 1 Ramadhan. "Ini yang dimaksud dengan sungguh-sungguh yang berarti klimaks. Kalau ingin klimaks, berarti mulainya harus dari tanggal 1," tuturnya.
Menurut Gus Baha, untuk menghargai Al-Qur’an dan Hadits, kita mesti mengambil yang tengah-tengah. Dalam Al-Qur’an, petunjuk itu tak disertai tanggal.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an…” ( QS Al-Baqarah: 185 ).
Ia menjelaskan, ayat tersebut masih bermakna umum, bukan tanggal tertentu. Tak heran bila ada ulama yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar bisa dimulai sejak tanggal 1 Ramadan.
Gus Baha berseloroh, kalau mencari sungguh-sungguh kok baru mulai tanggal 21 Ramadhan, bisa-bisa malaikat berkata:"‘Lho, kok baru mencari sekarang?’"
“Saya itu sudah start mulai tanggal 1 (Ramadhan). Saya baca Arbain Nawawi khatam. Baca Al-Qur’an juga khatam," katanya seperti disiarkan sejumlah kanal di jaringan YouTube. "Jadi potensi dapat saya lebih tinggi," tambahnya.
Gus Baha mengungkapkan bahwa ulama berbeda pendapat tentang lailatul qadar. “Nuzulul Qur’an itu malam (tanggal) 17 (Ramadhan). Jadi kalau itu memang disepakati ulama, berarti itu sudah selesai. Jadi tak usah dicari. Bagaimanapun, menurut Nabi, disuruh mencari di 10 akhir (Ramadhan). Tapi ada ulama yang menduga 10 + 10, berarti mulai tanggal 11,” terangnya.