Adalah sosok sahabat Huzaifah ibn al-Yaman radhiallahu anhu dapat dijadikan teladan dalam menjaga rahasia. Selain cerdas dan dedikasinya, ia pandai menyimpan rahasia. Daftar nama-nama orang munafik disampaikan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam hanya kepadanya.
Ia dipercaya memonitor tindak-tanduk orang-orang munafik tersebut agar kaum muslimin terhindar dari perbuatan buruk mereka. Saking amanahnya menjaga rahasia, sahabat Umar ibn Khatthab radhiallahu anhu pun dikabarkan pernah mengorek rahasia titipan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu pada Huzaifah ibn al-Yaman.
Maksud Umar tiada lain hanya untuk mengecek apakah dirinya termasuk golongan munafik tersebut. Akan tetapi, Huzaifah tidak membocorkannya. Hingga kini rahasia itu tetap terjaga dan menjadi miliknya semata.
Ibrahim Muhammad al-‘Ali dalam bukunya, "Huzaifah ibn al-Yaman Amin Sirr Rasulillah", menginformasikan karakteristik dan sejumlah riwayat terpercaya tentang keistimewaan Huzaifah ibn al-Yaman. Rahasia yang terjaga itu menjadikannya rujukan utama jenazah yang pantas disalatkan, karena tidak mungkin ia mensalatkan orang munafik.
Jika ada orang yang meninggal sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kebanyakan sahabat memerhatikan apakah salatnya dihadiri Huzaifah atau tidak (h. 267). Jika ia hadir, maka ia pun turut mensalatkannya.
Contoh lain menjaga rahasia ditunjukkan sahabat Abu Bakar radhiallahu anhu. Ketika itu, Umar ibn Khatthab mendatanginya menawarkan putrinya, Hafsah, untuk diperistri Abu Bakar. Sahabat ini hanya diam tidak memberikan respons, sehingga ia kecewa dan marah dengan sikap diamnya.