Makam Putri Sultan Hasanuddin di Mempawah Kalbar Dikabarkan Terancam Digusur

  • Bagikan

"Dalam perjalanan waktu yg cukup panjang Makam beliau tetap tenang-tenang saja hingga sekarang ini kemudian tiba-tiba ada seseorang yang kemudian menyatakan bahwa lokasi tanah tersebut adalah miliknya dan kemudian melarang ada aktifitas diatasnya karena merasa dia sebagai pemilik tanah," jelas akun @sissika.nusantara .

"Jujur kami kesal sekaligus lucu sebab jangankan beliau sebagai Pejuang, beliau juga adalah orang yang sesungguhnya pertama kali tiba didaerah tersebut ( Pulau Temajo ) yang jika kita menganut kepada kepemilikan tanah maka beliaulah sesungguhnya pemilik tanah itu dan sangat mengherankan jika ada orang pendatang didaerah itu kemudian merasa dia berhak atas tanah tersebut hanya karena selembar kertas kepemilikan bernama Sertifikat," tulis akun @sissika.nusantara.

Sekadar diketahui, I Fatimah mewarisi jiwa patriotik ayahnya. Bahkan, ia memimpin pasukan wanita atau disebut dengan Pasukan Bainea melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Pasca perjanjian Bongaya, sejumlah bangsawan Gowa menolaknya. Di antaranya anak Sultan Hasanuddin, I Manninrori Karaeng Galesong, bersama Karaeng Bontomarannu, dan Karaeng Karunrung. Termasuk I Fatimah bersama Pasukan Bainea juga menolak perjanjian tersebut.

Setelah beberapakali I Fatimah meminta untuk turun berjuang melawan kolonialisme Belanda, ibunya pun akhirnya memberikan restu.

Ia pun dibekali dengan keris. Sumber lain menyebutkan , I Fatimah Daeng Takontu disebut memakai senjata bernama balira untuk melawan penjajah.

Seperti yang ditulis dalam buku “Profil Sejarah, Budaya, dan Pariwisata Gowa”, I Fatimah meninggalkan tanah kelahirannya beberapa bulan setelah Sultan Hasanuddin wafat. I Fatimah diikuti oleh para ratusan pasukan elite menuju Banten.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan