FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Operasi protokol kesehatan (Prokes) rutin yang digelar Satuan tugas pengurai kerumunan (Satgas Raika) tidak selalu berjalan lancar. Kadang ada juga warga yang tak terima.
Seperti yang terjadi saat Satgas Raika melakukan penertiban pelanggar Prokes di Warkop Megazone, Jalan Topaz, Kecamatan Panakkukang. Kegiatan sempat mendapat protes dari salah satu pengunjung.
Dalam video yang beredar, seorang pria berkaos hitam melayangkan protes ke Satgas Raika. Padahal jam operasional warkop melawati batas yang ditentukan, pukul 22.00 WITA.
Master Makassar Recover, Andi Pangeran Nur membenarkan hal tersebut. ia mengatakan, jika kejadian itu terjadi pada Sabtu 29 Mei 2021, pukul 22.26 Wita kemarin.
"Anggota Satgas Raika Kecamatan Panakkukang, dan Linmas Kecamatan Panakkukang, melakukan Patroli Rutin untuk menghimbau pemilik usaha dan pengunjung Warkop Kedai Kopi Megazone untuk mematuhi Perwali 51 tentang protokol kesehatan, di wilayah Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar," ujarnya, Minggu (30/5/2021).
Namun, saat penindakan dilakukan, tiba-tiba ada pengunjung yang tidak terima. Sehingga sempat terjadi perdebatan dengan anggota Satgas Raika.
"Tetapi anggota Satgas Raika tetap meminta pemilik warkop untuk tutup, dan tidak melewati jam operasional yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar," terangnya.
"Di lokasi ditemukan beberapa pelanggaran, seperti melewati batas jam operasional, pelayan dan pengunjung ada yang tidak pakai Masker, tidak jaga jarak sehingga Satgas Raika memberi teguran secara lisan," lanjutnya.
Meski begitu, Andi Pangeran, mengungkapkan pihaknya tidak melaporkan atau memberi sanksi kepada pengunjung yang melanggar protes tersebut. Sebab, pengunjung tersebut hanya melakukan protes tanpa menghalangi penindakan yang dilakukan petugas.
"Belum, lagian dia hanya protes, tapi tidak menghalangi tindakan satgas untuk menghentikan kegiatan di warkop tersebut," katanya.
Untuk warkop Megazone sendiri, hanya diberikan teguran pertama, lantaran masih merupakan pelanggaran pertama.
"Ini teguran pertama, sehingga kita masih lakukan secara persuasif," tutupnya (ikbal/fajar)