Kesalahpahaman itu pun berujung pada aksi pemukulan yang dilakukan oleh petugas PDAM Makassar terhadap dua orang warga, bernama Akbar dan Mustajab.
Anugrah pun mengakui yang melakukan pemukulan itu adalah petugasnya. Hanya saja itu dilakukan secara spontanitas lantaran salah satu direksinya yang dicela oleh warga. Pihaknya pun juga melapor ke polisi.
"Itu spontan jadi kita tdk bisa bendung. Intinya warga salah paham. Mobil milik Damkar. Bukan proyek RTH," tandasnya kepada jurnalis Fajar.co.id.
Sebelumnya beredar video yang memperlihatkan warga kompleks PDAM Makassar, bernama Akbar dan satu orang keluarganya bernama Mustajab (49), dianiaya oleh pegawai perusahaan plat merah itu.
Hingga berselang beberapa detik, datang seorang pria berseragam yang ia sebut diduga sebagai oknum petugas PDAM Makassar, memukul dirinya menggunakan tangan kosong.
Hingga akhirnya, Akbar sempat terdorong ke belakang dan nyaris terjatuh di atas pot bunga milik warga setempat. Aparat keamanan yang ada di lokasi pun tak mampu lagi meredam situasi tersebut.
Akbar mengatakan, peristiwa penganiayaan itu membuat kantung mata sebelah kanannya membiru dan bola mata warna putihnya timbul bercak merah.
"Ada beberapa orang yang menganiaya saya. Dari pihak pegawai PDAM. Saya tandai dengan pakaiannya. Ada juga berpakaian preman dua atau tiga orang itu," kata Akbar saat ditemui. (ishak/fajar)