Prediksi DKI Jakarta akan Tenggelam pada 2050, Pakar Tata Ruang Nilai Bukan Mustahil

  • Bagikan

Pembangunan fisik di Jakarta, lanjut Bambang, masih hanya mempertimbangkan soal kapasitas atau daya tampung. Belum secara serius memikirkan tentang daya dukung. Di samping kapasitas lahan untuk menampung penduduk dalam jumlah tertentu, hal lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap penduduk untuk memiliki kualitas hidup yang baik.

”Setiap orang membutuhkan air bersih, listrik, dan input lain. Dari segi output, mereka akan menghasilkan limbah yang harus diolah. Penting untuk diperhatikan apakah Jakarta memiliki kemampuan dalam hal input dan output ini,” terang Bambang.

Jumlah penduduk Jakarta telah mencapai lebih dari 10 juta sedangkan luas wilayah hanya 661 kilometer persegi. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi kebutuhan ruang serta sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan masyarakat. Padahal, pembangunan fisik memberi beban bagi lahan.

”Dengan dibangun secara fisik itu akan menjadi beban bagi tanah, di pihak lain juga kebutuhan air bersih yang diperlukan masyarakat disedot terus dari bawah permukaan tanah. Lahan manapun pasti akan mengalami suatu penurunan,” ujar Bambang Hari Wibisono.

Fenomena-fenomena itu, menurut dia, memicu kekhawatiran para ahli terhadap ancaman tergenangnya Jakarta. Idealnya jumlah penduduk di suatu wilayah dibatasi menurut daya dukung dari wilayah tersebut. Namun, dalam kasus Jakarta hal itu mustahil dilakukan karena daya tarik kota masih sangat besar sebagai pusat dari beragam aktivitas.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan