“Saya mengerahkan seluruh tenaga saya untuk pertandingan Indonesia, setelah itu saya akan melihat hasil pertandingan lain untuk menghitung pertandingan melawan Malaysia. Jika kita memiliki hasil yang baik, maka kita akan melanjutkan. Kita akan mempersiapkan setiap tahap, satu episode, satu pertandingan pada satu waktu,” tegasnya.
“Tentu saja kita memiliki tujuan, tetapi tujuan tidak berarti dapat dicapai (dengan mudah). Kita tidak bisa duduk di sini dan mengatakan kita bisa melakukan ini, melakukan itu, harus bekerja. Kami adalah tim yang harus selalu waspada, selalu dalam misi yang sama, dengan tujuan yang sama," jelas Park.
Terlepas bahwa komentarnya sedikit “merendahkan” kualitas Indonesia, Park memang punya statistik sangat bagus bersama Vietnam. Dari 23 pertandingan yang sudah ia lakoni, Park dan pasukannya meraih 11 kemenangan dan hanya kalah tiga kali.
Kemenangan-kemenangan itu, termasuk salah satunya mengalahkan Indonesia dengan skor 3-1 pada pertemuan pertama kedua negara di Gelora Bung Karno, 2019 silam. Khusus di Grup G, Park bersama anak asuhnya menjadi satu-satunya kontestan yang belum pernah tersentuh kekalahan.
Shin Tae-yong sendiri tampaknya tidak terlalu ambil pusing dengan komentar kompatriotnya. "Kalau misalnya sudah memasuki pertandingan, pasti saya berkepala dingin, menang atau kalah itu biasa,” tegas pelatih Tim Garuda tersebut di situs resmi PSSI.
Bagi Shin, fokus dirinya adalah mempersiapkan tim sebaik mungkin karena ia bertekad memenangi pertandingan ini. Jika merujuk kekuatan lima negara di Grup G dan venue kualifikasi yang dipusatkan di UEA, laga kontra Vietnam ini kemungkinan memang menjadi peluang terbaik Indonesia untuk meraih hasil maksimal. Itu karena di laga terakhir, Indonesia harus berhadapan dengan tuan rumah, UEA.