Kepala SMP GIKI 2 Surabaya Ida Christiani mengaku pihaknya sudah mendapatkan lampu hijau dari Satgas Covid-19 untuk PTM. Hampir semua orang tua siswa setuju PTM digelar. ”Sebanyak 85 persen orang tua siswa menghendaki PTM. Dengan senang hati mereka berharap PTM segara diselenggarakan,” ungkapnya.
Ida menjelaskan, pihaknya akan memberikan materi belajar maksimal empat jam untuk dua mata pelajaran. Di tengah jeda ada relaksiasi 15 persen. ”Yang gak sepakat PTM tetap kami lakukan daring,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya Tri Aji Nugroho mengatakan, saat ini sudah ada 350 sekolah yang menyatakan siap dilakukan asesmen PTM. Data sekolah yang akan diasesmen sudah dikirim ke Satgas Covid-19 Kota Surabaya. ”Kami akan jadwalkan secara bertahap,” katanya.
Selama PTM, pihaknya akan melakukan evaluasi selama dua bulan. Ada penilaian terkait sarana prasarana dan prokes. Pihaknya tak segan mencabut izin PTM bagi sekolah yang melanggar prokes. ”Secara random akan dilakukan monitoring. Kalau ada yang lengah, kami akan cabut izin PTM. Sampai pihak sekolah memperbaiki prokes dan sarana prasarana,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya meminta persetujuan orang tua untuk menjemput anak-anak agar setelah jam pelajaran selesai mereka langsung pulang ke rumah. Para guru dan tenaga pendidikan wajib swab dan vaksin. “Siswa memang tidak dianjurkan untuk rapid test,” katanya.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengatakan, sebelum PTM berlangsung pihaknya akan memastikan semua sarana dan prasarana sekolah sesuai SOP prokes. Sekolah yang akan mengikuti PTM harus mengikuti simulasi. ”Kami wajibkan sekolah mengikuti simulasi dulu,” katanya.