Jokowi: Jangan Mahasiswa Dipagari oleh Terlalu Banyak Program-program Studi di Fakultas

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengharapkan mahasiswa mampu beradaptasi dengan industri 4.0, disrupsi teknologi, dan pandemi yang menyebabkan tingkat ketidakpastian global menjadi tinggi.

Jokowi menginginkan pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talenta dan mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Senin (13/9).

“Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas. Fasilitasi mahasiswa sebesar-besarnya untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas."

"Kami ingat, pilihan studi jurusan dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah," ucap Presiden Jokowi.

Presiden menyebutkan seseorang bisa berkarier jauh dari ilmu yang didapatkannya pada masa kuliah, seperti yang dialami oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Seorang Insinyur Teknik Fisika Nuklir, kemudian menjadi bankir. Namun nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki tangga paling puncak Direktur Utama Bank Mandiri. Melompat lagi jadi Menteri Kesehatan,” kata presiden.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan saat ini Indonesia sedang berada pada transisi perubahan besar dunia yang harus diantisipasi bersama.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan