Gempa Mengguncang NTT, 230 Rumah di Kabupaten Selayar Rusak

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, FLORES -- Indonesia kembali diterpa bencana. Kemarin (14/12) kawasan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,4. Guncangan dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara, dan Lembata dengan intensitas guncangan skala III–IV MMI.

Pada skala tersebut, gempa dirasakan banyak orang dalam rumah di siang hari. Gempa juga dirasakan di daerah Tambolaka, Waikabubak, dan Waingapu dengan guncangan intensitas skala III MMI atau setara dengan gerakan truk yang sedang melintas.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, gempa terjadi pada pukul 11.20 Wita dengan episentrum terletak pada koordinat 7,59 derajat lintang selatan (LS) dan 122,24 derajat bujur timur (BT). Tepatnya berlokasi di Laut Flores pada jarak 112 kilometer (km) arah barat laut Kota Larantuka, NTT, pada kedalaman pusat gempa 10 km.

Gempa bumi terjadi akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores. ”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal,” jelasnya dalam temu media kemarin.

Gempa yang terjadi sempat dinyatakan berpotensi tsunami. BMKG pun memberikan peringatan dini tsunami dengan tingkat ancaman waspada. Artinya, maksimum ketinggian tsunami mencapai setengah meter. Ancaman waspada di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata.

”Hasil monitoring tide gauge atau alat pengukur muka laut menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di stasiun tide gauge. Yaitu Stasiun Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur,” papar Dwikorita. Peringatan dini diakhiri dua jam setelah kejadian. Sebab, tidak terdeteksi adanya kenaikan permukaan air laut kembali.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan