Dua Warga Bone Meninggal Usai Divaksin, KIPI Sulsel Beri Penjelasan Begini

  • Bagikan

Pada tanggal 9 Desember 2021 (sekitar 16 hari setelah vaksinasi), pasien berkunjung ke Poliklinik Puskesmas Salomekko dengan keluhan bengkak dan nyeri pada punggung belakang kanan dan medapatkan pengobatan dan kontrol tanggal 13 Desember 2021 (sekitar 20 hari setelah vaksinasi) dengan keluhan yang sama dan dokter puskesmas melanjutkan pemberian terapi obat Ibuprofen, dexametasone, dan vitamin C.

"Anak mulai sesak namun ringan. Pada tanggal 21 Desember 2021 (28 hari ) sore hari pemeriksaan dokter puskesmas medapatkan kondisi anak tampak sesak dengan saturasi 55% tanpa oksigen,"sebutnya.

dokter menduga anak mengalami efusi pleura. Riwayat anak pernah mengalami diare saat usia 1 bulan, setelah itu orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya. Anak baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun, dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak sesusianya.

Kesimpulan, almarhumah Tn S memiliki tekanan darah tinggi yang diduga disertai komplikasi dengan pendarahan hidung dan darah merembes dari mulut saat kejadi di rumah. Almarhumah Pelajar AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir.

Almarhum dan Almarhumah sudah mendapatkan penanganan di rumah/Puskesmas dandisarankan dirujuk ke RS untuk tatalaksana yang lebih optimal namun keluarga menolak. Kematian Tn S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi (inkonsisten)

Diketahui vaksinasi di Sulsel dosis pertama sejumlah 5.087.846 dan vaksinasi dosis kedua 2.903.210, untuk vaksin
ketiga 36.784, dengan total pemakaian sekitar 8.027.480 suntikan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan