Kronoligi Bentrok TNI dan Petani Seituan, Letkol Wendrizal: Tidak Ada Korban

  • Bagikan

Para masyarakat meminta agar plang yang telah dicabut untuk meninggalkan lokasi. Dalam situasi tersebut, pihaknya memberikan sejumlah opsi kepada para penggarap lahan.

Pertama, penggarap mencabut sendiri plang kepemilikan yang terlah didirikan oleh Puskopar “A” BB. Namun penggarap menolak hal tersebut.

Kedua, Puskop Kartika “A” BB akan mencabut plang kepemilikan HGU dengan syarat penggarap juga mencabut plang yang telah didirikan penggarap.

Sayangnya, ternyata tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak.

Letkol Wendrizal menyebut, para penggarap saat itu mulai anarkis dengan melempari personil dengan lumpur.

Pihaknya pun mengejar para penggarap yang dianggap menjadi provokator massa. Massa pun berhamburan dan personelnya meninggalkan lokasi.

“Tidak ada korban baik dari pihak masyarakat penggarap maupun personel dan pasukan yang bertugas,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Seituan, Parningotan Marbun, menyebut dalam kejadian itu tiga anak-anak juga menjadi korban.

“Anak-anak masih SMP dan 13 tahun jadi korban. Karena masyarakat saya dipijak ya saya juga nggak terima,” katanya.

“Ini kita mau ngadu ke Komnas Perlindungan Anak juga ini supaya tahu Bapak Aris Merdeka Sirait. Ya saya nggak tahu kenapa bisa sampai gitunya kali, ya mungkin emosi TNI nya,” sambung Parningotan Marbun.(Riki/ Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan