FAJAR.CO.ID -- Seringkali banyak mitos yang beredar di masyarakat mengatakan bahwa mendengkur adalah tanda tidur yang nyenyak atau karena kondisi tubuh sedang lelah. Tetapi taukah kita, kualitas tidur yang kurang baik sebenarnya dapat disebabkan karena mendengkur atau sleep apnea.
Mendengkur dapat terjadi karena dua hal, yaitu adanya kelainan di otak dan adanya gangguan saluran napas atas atau penyempitan hidung-tenggorok.
Perlu kita ketahui mendengkur yang benar adalah bunyi nafas teratur. Mendengkur itu tertutupnya sebagian jalan napas. Sedangkan sleep apnea tertutupnya total jalan napas selama sepuluh detik yang kemudian diikuti dengan penurunan kadar oksigen.
Meskipun mendengkur saat tidur belum tentu menandakan gangguan obstructive sleep apnea (OSA), namun kita patut waspada jika dengkuran tersebut terdengar keras serta diikuti henti napas sejenak. Selain dengkuran keras dan henti napas sejenak, gejala OSA juga ditandai dengan batuk-batuk serta tersedak saat tidur.
Terkait mendengkur menurut dr. Niken Ageng Rizki, selaku spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) mengatakan, bahwa lingkar leher dari diameter jalan napas berpengaruh pada munculnya dengkuran.
Lingkar leher ini antara lain dipengaruhi obesitas yang dialami seseorang. Kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak jaringan berkembang di tenggorokan yang dapat menyebabkan mendengkur.
Dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur terjadi karena ada sumbatan di jalan napas. Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan. Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur akibat ada penutupan jalan napas, sehingga menyebabkan getaran pada jalan napas.