FAJAR.CO.ID, PARAPARE -- Belasan ribu penumpang memadati Pelabuhan Nusantara Parepare. Mereka hendak melakukan perjalanan balik menuju Pulau Kalimantan.
Terpantau pada hari Minggu, 8 Mei, siang, ribuan penumpang mulai berdesakan. Bahkan ada yang sudah menunggu sejak malam hari karena takut tidak mendapat tempat.
Seperti yang dilakukan oleh Sarifah, warga Samarinda yang sebelumnya mudik ke kampung halamannya, Kabupaten Pinrang.
”Ini menunggu dari jam 11. Saya dari kampung, di Pinrang. Ini mau pulang lagi ke Samarinda, karena sekarang sudah domisili di sana,” ujarnya.
Lebih lanjut Sarifah mengatakan, dia bahkan sempat menyewa jasa buruh untuk membantu mengamankan barang bawaannya. Itu dilakukan untuk memastikan bisa naik ke kapal lebih awal.
”Pelayanannya tadi dibantu sama buruh. Tapi memang sudah ada agen dari travel, jadi buruhnya bantu angkat barang saja, dikasih suka rela. Kalau tiket sama saja sih, tidak ada perubahan,” bebernya.
Hal itu juga dialami Syamsul. Warga Kabupaten Polewali Mandar itu hendak melakukan perjalanan ke Kota Samarinda. Di sana, dia bekerja sebagai pekerja kelapa sawit.
”Iye, mau pulang lagi ke Samarinda. Di sana kerja sawit. Kemarin pulang kampung dulu lebaran, di Polman,” ujarnya.
Kepadatan penumpang ini sudah terjadi sejak H+1 lebaran. Sampai pada H+5 ini, jumlah pemudik sudah mencapai 11.250. Bahkan untuk hari ini saja, jumlah penumpang yang sudah naik ke kapal sebanyak 4.790.
Jumlah itu masing-masing menuju Samarinda sebanyak 3.319 menggunakan dua kapal. 1.850 penumpang menggunakan kapal KM Pantokrator dan 1.469 penumpang menggunakan kapal KM Cattleya.
Sementara penumpang yang hendak menuju Balikpapan sebanyak 1.471 menggunakan kapal KM Thalia.
- Kemenhub Pantau Langsung
Irjen Kementerian Perhubungan, I Gede Pasek Suardika melakukan pemantauan secara langsung di Pelabuhan Nusantara Parepare. Menurutnya, Parepare menjadi salah satu perhatian penting karena volume penumpang yang sangat besar.
”Saya diinstruksikan memantau arus mudik dan balik Samarinda dan Balikpapan. Kalau diperhatikan, mudiknya semua lewat Parepare. Logikanya kan arus balik pasti lewat Parepare juga. Kemarin waktu mudik membludak. Arus baliknya pasti akan lebih banyak lagi dari Parepare. Saya datang untuk memastikan itu,” jelasnya.
Gede juga mengatakan, Dirjen Perhubungan Laut (DJPL) bahkan sudah melakukan antisipasi lonjakan penumpang ini. Sehingga, pihaknya sudah meminta untuk penambahan armada kapal.
”Atas inisiasi KSOP, kami dari DJPL lakukan antisipasi untuk hal ini. Makanya ada penambahan kapal juga. Termasuk instruksi pemerintah untuk balik lebih awal, jangan numpuk di satu hari saja,” lanjutnya.
Eks legislator senayan itu juga menambahkan, setiap titik pemberangkatan menjadi prioritas. Hanya saja, ada sejumlah titik yang mendapat atensi lebih karena jumlah penumpang yang lebih besar dari tempat lainnya.
Hal itu dimaksudkan untuk memaksimalkan unsur keselamatan penumpang. Sehingga, pemantauannya juga masuk dalam ranah kelengkapan keselamatan yang dimiliki oleh.armada kapal.
”Di setiap titik pemberangkatan dan pelabuhan prioritasnya sama. Itu jadi perhatian. Makanya tadi saya pastikan pelampungnya ada atau tidak. Kalau ada, penumpangnya ngerti tidak pakainya. Kalau ngerti, pernah pakai tidak. Jika perlu diperagakan bagaimana cara memakainya,” jelasnya.
DJPL juga terus melakukan koordinasi dengan pihak berwenang di wilayah masing-masing, untuk memastikan keamanan mulai dari pelabuhan sampai ke tujuan sandar kapal.
”Itu perlu dijaga supaya keselamatan terjamin. Keterlibatan stakeholder, polisi, TNI, Polairud, Pelindo, itu harus dipastikan terjadi. Saya minta ke Pelindo, pastikan ruang tunggunya aman. Syukur kalau ada AC, tapi kipas yang berisi air itu sudah bagus lah ya. Supaya penumpang nyaman dan selamat, khususnya anak-anak,” bebernya.
Sementara Kepala KSOP Parepare, Triono mengatakan, penambahan armada kapal sudah dilakukan per hari ini, dengan menurunkan KM Cattleya untuk penumpang yang hendak menuju Samarinda.
”Jadi hari ini di Pelabuhan Parepare kami tambah satu armada kapal ke Pelabuhan Samarinda, karena antusias penumpang di arus balik ini sangat tinggi ke Kalimantan, khususnya Samarinda,” jelasnya.
Sebab, penumpang sendiri mengalami kenaikan drastis sampai melebihi kapasitas dispensasi. Akibatnya, KM Pantokrator yabg awalnya disiapkan tidak mampu menampung jumlah penumpang.
”Karena memang penumpang melebihi dispensasi, jadi harus ditambah. Karena KM Pantokrator sudah full, 1.850 penumpang. Makanya kami turunkan KM Cattleya Ekspres untuk angkut sisanya. Yang jelas jumlah penumpang meningkat dan sudah melebihi duspensasi,” tutupnya. (widyawan/fajar)