Lima Bersaudara Yatim Piatu, Saskia Jadi Tulang Punggung Keluarga, Bertahan Hidup dengan Berjualan Daun Pisang

  • Bagikan
Sazkia dan adik-adiknya didampingi tantenya Juna saat ditemui di rumahnya di Kenje Campalagian, Kamis 26 Mei 2022.--Arif Budianto/Radar Sulbar-- SAZKIA (20) menjadi tulang

Meski begitu, anak yatim ini tidak berputus asa. Sebagai anak tertua, ia rajin membantu tantenya mengikat daun pisang dan membuat minyak kelapa.

Tante Sazkia, Juna (58), menuturkan Sazkia dan adiknya membantunya mengikat daun pisang dan membuat sapu lidi. Daun pisang dan sapu lidi ini kemudian dibawa ke pasar untuk dijual. Daun pisang seharga Rp 5000 tiga ikat, dan sapu lidi dijual dua ikat Rp 5000 juga.

Dari hasil berjualan daun pisang dan sapu lidi inilah Juna bersama Sazkia dan adiknya menyambung hidup.

Mereka menggunakan uang itu untuk membeli beras, lauk dan kebutuhan lainnya. Serta membiayai keperluan sekolah ketiga adik-adiknya yang masih duduk di bangku SD.

“Penghasilannya tidak menentu, karena tergantung daun pisang yang ada. Kadang daun pisangnya 100 ikat tiga hari dikumpul. Inilah yang digunakan untuk biaya hidup beli beras dan lainnya,” ujar Juna. dikutip dari Radar Sulbar.

Juna juga berterimakasih kepada Dandim Polman yang telah membantunya perbaikan rumah ponakannya dan dermawan lainnya yang telah membantu ponakannya selama ini.

Selain Sazkia, Tuami juga putus sekolah sejak SD. Tuami sekarang ini ikut membantu keluarganya mencari nafkah. Tuami sejak tiga bulan terakhir bekerja sebagai buruh angkut di Pasar Campalagian.

“Tuami sekarang sudah bekerja di pasar sebagai buruh angkut. Setiap hari diberi uang makan Rp 15 ribu dan gaji setiap bulan Rp 600.00.” tutur Juna.

Kondisi rumah Sazkia yang ditinggali bersama adik-adiknya sudah cukup bagus, apalagi Dandim Polmas memberikan bantuan bahan bangunan serta membantu pembangunan MCK dan lantai depan rumah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan