FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi dilakukan prajurit TNI-AD. Rompi antipeluru rancangan mereka terbuat dari pelepah pisang.
Hebatnya lagi, rompi itu juga mampu mendeteksi pergerakan dan detak jantung prajurit sehingga bisa menunjang tugas dan misi operasi. Terutama di kawasan terpencil dan sulit dijangkau.
Rompi antipeluru tracking dan monitoring personel ini berbasis internet of things. Fungsinya bukan hanya perlindungan diri dari tembakan lawan, tetapi juga pemantauan prajurit saat menjalani operasi.
”Di mana pun keberadaannya dan kondisinya bisa termonitor,” ungkap salah seorang anggota tim perancang rompi, Sertu Rendi Darmansyah, saat acara VokasiLand di Grand City, Kamis (28/7) siang.
Sertu Rendi tidak sendirian. Ada dua rekannya yang membantu. Yakni, Della Ardi dan Kevin. Keduanya berpangkat sertu. Mereka sama-sama menjadi mahasiswa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), Batu.
Perakitan membutuhkan waktu dua bulan. Selain kamera, rompi ini dilengkapi ethernet shield, GPS, sensor detak jantung, dan pemrograman. Menurut Rendi, rompi ini dibuat agar tidak terjadi hilang kontak saat operasi militer.
”Dulu, saat tugas di Papua ada kontak senjata dan kami sempat kehilangan kendali, ide ini muncul dari itu,” kata Rendi.
Sementara itu, Kepala Jurusan Telekomunikasi Poltekad Letkol Arhanud Desy Derius menjelaskan, kondisi prajurit juga bisa diketahui. Dia masih sehat, tertembak, atau gugur. Sebab, sensor detak jantung akan mengirimkan sinyal ke monitor. Pemantauan juga bisa dilakukan dari jarak jauh. Misalnya, operasi di Papua dipantau dari Jakarta.