"Tentu semua yang punya potensi akan jalan, nanti pada ujungnya akan mengerucut. Itu juga terkait pada kecenderungan elektabilitas dari masyarakat dan kebijakan Partainya," ucapnya.
Adapun tokoh lain, kata Sukri. Walikota Palopo Judas Amir, meskipun sudah 2 periode, namun tidak ada tanda untuk maju.
"Kemudian Luwu Basmin Mattayang juga sudah dua periode, kalau Budiman kan masih satu periode Luwu Timur. Kalau Toraja saya belum mendengar, 2 Toraja ini saya tidak mendengar, meskipun pak Theofilus Allorerung itu sudah 2 periode karena pernah di Toraja Utara," tambahnya.
Sementara Enrekang, menurutnya juga belum ada tanda Muslimin Bando untuk maju bertarung di Pilgub. Adapun jika Andi Amran Sulaiman ingin maju, harus melihat adeknya terlebih dulu.
"Apakah Gubernur saat ini mau maju atau tidak. Jadi harus menunggu kondisi itu juga," bebernya.
"Karena kan selama ini, sejauh ini kita melihat bahwa beberapa upaya yang dilakukan oleh pak Andi Amran Sulaiman itu kan lebih terlihat ke Nasional. Entah Wapres dan lain sebagainya. Tapi yang jelas lebih ke nasional," sambungnya.
Nama Nurdin Halid juga tidak bisa dilupakan, peringkat kedua perolehan suara terbanyak di Pilgub 2018 menjadi modal penting bagi Waketum DPP Golkar itu.
Namun, Sukri tidak mengecualikan jika Amran Sulaiman ingin maju jadi Gubernur. Tapi, menurutnya harus ada kesepakatan dengan Gubernur saat ini.
"Karena kalau mereka maju bersamaan akan kontra produktif," pungkasnya.
(Muhsin/fajar)