Lalu kapan PPKM akan diberlakukan lagi?
Prof. Zubairi menerangkan jika Covid-19 ini bersifat dinamis yang artinya bisa terjadi lonjakan atau penurunan. Dia kemudian menyarankan jika angka kasus sudah rendah, maka PPKM harus dicabut. Sebaliknya, jika mengalami lonjakan, makan harus diberlakukan pada waktu yang tepat.
Adapun data yang dimaksudkan seperti kasus harian yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2022 terjadi kasus 468 dan meninggal sebanyak 14 orang. Angka ini mengalami penurunan drastis. Namun, kembali lagi beliau mengungkap jika tes PCR di Indonesia termasuk rendah, tidak sampai 10 ribu per harinya.
Mengingat varian baru terus bermunculan, Indonesia kata Zubairi harus waspada. Sebenarnya tidak hanya menyebar di Indonesia, namun harus diwaspadai.
"Pengaruh gelombang besar Tiongkok? Tiap ada lonjakan besar di satu negara, maka akan muncul varian baru, yang mungkin saat ini belum dikenal ya. Nah, varian baru yang menyebar ke berbagai negara ini yang bisa menembus kekebalan tubuh kita. Indonesia harus waspada," terangnya.
Kemudian wacana zero transmission Tiongkok, benarkah tidak efektif? Menurut data yang diperolehnya, kebijakan ini sudah baik. Namun, tidak untuk saat ini. Mengapa demikian? karena pada prinsipnya penyakit menular yang dikarantina dalam waktu yang lama akan selesai. Lalu, kekebalan tubuh terhadap vaksinasi tidak bertahan lama.
"Sampai medio 2022 kebijakan ini bagus. Namun nyatanya tidak untuk saat ini. Padahal, prinsip penyakit menular kan begitu dikarantina lama, ya selesai. Tapi disisi lain, kekebalan tubuh kita dari vaksinasi tidak bertahan lama," tambahn Zubairi Djoerban.