FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kebijakan mauk sekolah jam 5 pagi oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laskiodat mencengangkan publik. Komentar positif dan negatif mewarnai kebijakan tersebut.
Bahkan komika, Abdur Arsyad turut angkat suara. Melalui video yang diunggah di Instagram @abdurarsyad, ia menyoal kebijakan itu.
Pria kelahiran Larantuka, Flores Timur, NTT itu menuturkan, ia telah membaca kabar adanya kebijakan yang menyasar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut sejak beberapa waktu lalu. Sejak itu, ia menahan untuk berkomentar.
“Rasanya sekarang sudah tepat untuk saya kasih komentar. Dan saya pokir lebih enak kalau saya pake bahasa Kupang, biar langsung ke inti otak begitu yah.,” ujar Abdur, memulai komentarnya, dikutip fajar.co.id, Rabu (1/3/2/2023).
Menggunakan bahasa Kupang, alumni Universitas Muhammadiyah Malang itu mengaku heran dengan kebijakan Gubernur Viktor. Kebijakan publik menurutnya, mestinya melalui mekanisme.
“Kalau bikin kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, itu dia pulandasan apa? Dia pu pertimbangan apa? Kalau itu hasil dari penelitian, mana? Siapa yang bikin? Semua tuh lempar ke masyarakat. Kasih pada ahli biar diskusi segala macam. Sudah dapat feedback, lalu diskusi ulang lagi tentang itu kebijakan,” tuturnya.
Alasan kebujakan, agar anak sekolah terbiasa bangun jam 4 pagi lalu mandi 30 menit, kemudian berangkat sekolah, dipersoalkan pria bergelar sarjana pendidikan ini.
Menurutnya, landasan tersebut problematik. Ia mencontohkan, bagaimana sekiranya jika siswa hahya ada satu kamar mandi di rumahnya. Otomatis akan antre. Belum lagi soal ekskresi, orang yang terbiasa buang air di jam 6, saat jam 5 pagi belum punya keinginan buang hajat.
“Bapak atau Ibu pejabat enak, di rumah kamar mandi lima. Sementara ini kamar mandi satu saja,” ucapnya.
Kebijakan ini, kata Abdur tak hanya mempersulit siswa, juga para guru. Misalnya saja ada guru yang punya anak bersekolah di Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama, siapa yang ingin mengurusi anak itu. Sarapan dan di antarnya ke sekolah.
“Siapa yang antar anak mereka? Kepala dinas atau Gubernur mau antar?” kata Abdur.
Ketibang mengekuarkan kebijakan sekolah jam 5 pagi, Abdur lebih menyarankan agar pejabat di kampung halamannya itu mengurusi yang penting saja.
“2021 kemarin itu, NTT provinsi tertinggi gizi buru terburuk di Indonesia. Lebih baik bapak atau ibu perbaeki itu, daripada suruh orang masuk sekolah jam 5 pagi,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)