"Sama juga di perumahan (properti). Katakanlah semen. Kalau semen itu naik, maka biasanya semua yang lain-lain itu pada naik. Jadi itu yang dijaga, kan, selama ini bahan bakar minyak (BBM) naik, pasti semua ikut naik," tutur dosen FEB Unhas ini.
Saat ini BBM relatif stabil pasca naik pada 3 September 2022. Yang perlu dijaga adalah komoditas lain yang memicu inflasi itu. Pemicu itu yang perlu dikawal ketat supaya yang lain tidak ikut-ikutan naik
Daya Beli
Merujuk data BPS, inflasi nasional Februari 2023 menurun dibandingkan Januari. Pada bulan lalu tercatat 5,47 persen (year on year/YoY). Sedangkan, berdasar month to month (MtM) turun dari 0,34 persen sebelumnya menjadi 0,16 persen. Inflasi didorong oleh penurunan harga kelompok inti dan volatile food.
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, dunia usaha sangat mengapresiasi perkembangan ini. Hal itu membuktikan pemerintah dan semua instrumen kebijakannya berupaya mengendalikan inflasi dengan baik.
”Penurunan itu sejalan dengan normalisasi pola musiman awal tahun, khususnya komoditas kelompok perumahan,” ujar Ajib.
Akan tetapi, kondisi itu tetap perlu dikritisi. Sebab, bisa jadi inflasi yang terjadi adalah karena harga pokok penjualan (HPP) yang dibangun dalam sebuah ekosistem bisnis. Sehingga, harga relatif lebih terkontrol.
”Sisi lain yang perlu kita cermati adalah likuiditas masyarakat yang berkurang. Faktor permintaan pun berkurang. Kalau indikator itu benar, bahwa likuiditas berkurang, maka akan ada potensi menurunnya pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2023, dibandingkan dengan kuartal keempat 2022,” bebernya.