26 Tahun Lagi Gerhana Matahari Hibrida Melintas di Indonesia, Ini Wilayah yang Dilewati

  • Bagikan
Ilustrasi Gerhana Matahari Hibrida

FAJAR.CO.ID -- Langit yang terang sejak pagi hingga siang berubah gelap atau seperti mendung pada Kamis (20/4). Suhu udara juga turun dan kecepatan angin berubah.

Perubahan tersebut dampak terjadinya fenomena astronomi Gerhana Matahari Hibrida. Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Disebut Gerhana Matahari Hibrida karena Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin terjadi bersamaan.

Pada lokasi tertentu, masyarakat bisa mengamati gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin. Posisi pengamatan menjadi penentu seseorang bisa melihat fenomena gerhana matahari total atau gerhana matahari cincin saja.

Lintasan Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia tahun ini memiliki lebar maksimum 49 kilometer dan terentang sejauh ribuan kilometer.

Gerhana Matahari Total dapat disaksikan di Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Proses gerhana matahari berlangsung selama 5 jam 25 menit. Akan tetapi, puncak gerhana hanya terjadi selama 1 menit 16 detik.

Di Indonesia, Gerhana Matahari Total dengan durasi puncak gerhana paling lama 1 menit 10 detik terjadi di wilayah Antalisa, Pulau Karas, Fakfak, Papua Barat

Gerhana Matahari sejatinya bukan perisitiwa langka. Setiap tahun, gerhana matahari dapat terjadi 2-3 kali. Akan tetapi, gerhana matahari menjadi istimewa karena hanya di daerah tertentu dapat menyaksikan terjadinya fenomena astronomi tersebut.

Di Indonesia, Gerhana Matahari Total yang terjadi pada Kamis (20/4/2023) terjadi setelah terakhir dapat disaksikan di Indonesia pada tujuh tahun lalu.

Tahun ini, Gerhana Matahari Total hanya akan terjadi di wilayah Timur Indonesia saja dan beberapa wilayah di bagian Barat Indonesia hanya akan menyaksikan Gerhana Matahari sebagian.

Melansir laman Earthsky, dari 224 gerhana matahari pada abad ke-21, tujuh di antaranya akan menjadi Gerhana Matahari Hibrida.

Gerhana Matahari Hibrida terakhir kali terjadi pada 3 November 2013. Fenomena alam Gerhana Matahari Hibrida pada tahun 2013 hanya dapat diamati di Utara Samudera Atlantik dan tengah Afrika.

Fenomena astronomi Gerhana Matahari Hibrida berikutnya baru akan terjadi pada 14 November 2031. Tidak semua bagian bumi akan dilintasi oleh peristiwa matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis tersebut.

Gerhana Matahari Total hanya akan melintasi tengah Samudera Pasifik.

Gerhana Matahari Hibrida terakhir yang dapat diamati di Indonesia terjadi pada 6 Juni 1807. Saat itu, Gerhana Matahari Hibrida melintasi selatan Sumatera dan Laut Jawa.

Gerhana Matahari Hibrida berikutnya yang melintasi Indonesia baru akan terjadi lagi pada 25 November 2049. Daerah yang akan dilewati yakni selatan Sumatera, Pesisir selatan Kalimantan, bagian tengah Sulawesi dan Halmahera. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan