Sementara itu, penyakit fimosis pada remaja dan pria dewasa dapat muncul karena kondisi medis tertentu, seperti:
- Penuaan
Proses penuaan membuat produksi kolagen menurun sehingga dapat menyebabkan kulit kepala penis menjadi tidak elastis. - Jaringan parut
Jaringan parut yang muncul karena cedera atau infeksi di sekitar kulup dapat menurunkan elastisitas kulit kepala penis. - Penumpukan smegma
Penumpukan smegma (bercak putih yang terbentuk dari sel kulit mati, keringat, dan kotoran) berisiko menyebabkan kulup melekat dan tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis.
Gejala utama dari fimosis adalah melekatnya kulit kulup pada kepala penis. Bila terjadi pada anak-anak, kulup tersebut dapat meregang seiring dengan pertambahan usia.
Cara Mengatasi Fimosis
Pengobatan fimosis cenderung beragam menyesuaikan dengan tingkat keparahan dan usia pasien. Namun, sejumlah tindakan medis yang umum dilakukan dokter untuk menangani fimosis adalah sebagai berikut:
- Pemberian Obat-Obatan
Untuk meredakan gejala fimosis, dokter akan meresepkan kortikosteroid topikal dalam bentuk salep, krim, atau gel. Obat ini akan bekerja dengan meningkatkan elastisitas kulup agar lebih mudah ditarik ke belakang kepala penis.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkan krim antibiotik atau antijamur apabila fimosis disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
- Sunat
Jika fimosis menyebabkan peradangan pada kepala penis (balanitis) atau infeksi saluran kemih berulang, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan sunat (operasi pelepasan kulup yang menutupi ujung kepala penis).
Cara Mencegah Fimosis
Utamanya, fimosis pada orang dewasa dapat dicegah dengan menjaga kebersihan penis serta menghindari faktor risikonya. Adapun sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fimosis adalah sebagai berikut:
Melakukan sunat secara dini.
Membersihkan penis menggunakan air bersih secara perlahan.
Melakukan hubungan seksual yang aman untuk mencegah infeksi menular seksual. (fajar)