Seluk Beluk Mangngaro dari Mamasa, Membungkus Ulang Jenazah dengan Pakaian Baru

  • Bagikan
Upacara Adat Kematian Mangngaro

Setibanya di kuburan, jenazah yang akan di aro’ dikeluarkan dari liang dan di arak ke sebuah tenda yang menjadi tempat keluarga perempuan berkumpul.

Setelah semua jenazah dikeluarkan dan dikumpulkan para keluarga berkumpul lalu melakukan arak-arakan yang melintasi pematang sawah menuju tenda atau lattang yang sudah disediakan sebagai tempat persemayaman.

Arak-arakan menuju tenda tersebut disebut dengan ma’titting dan prosesi ini memiliki daya tariknya tersendiri, dimana para perempuan yang berpakaian adat serba hitan berjalan paling depan sambil menbentangkan kain merah dan diikuti barisan anggota keluarga yang menggotong jenazah yang berbentuk seperti bantal guling besar itu.

Selanjutnya para jenazah tersebut disemayamkan dibawah lattang selama satu malam untuk dilakukan proses pembungkusan ulang.

Keesokan harinya, tradisi mangngaro dilanjutkan dengan menyembelih hewan ternak seperti babi dan kerbau yang digunakan sebagai bahan persembahan sebelum jenazah diarak kembali ke alang-alang atau liang lahat.

Tradisi mangngaro ini pada jaman dahulu hanya dilakukan oleh kaum bangsawan dengan tingkat ekonomi yang tinggi sebab tradisi ini membutuhkan pengorbanan dana yang cukup besar karena harus menyembelih hewan ternak yang cukup banyak.

Namun pada jaman sekarang tradisi mangngaro ini sudah bisa dilakukan oleh masyarakat karena menurut mereka dengan mengadakan upacara ini adalah salah satu bentuk penghormatan mereka kepada orang yang telah meninggal. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan