Sementara di Sulsel, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 49.887 ton di gudang lini III atau tingkat kabupaten. Jumlah stok tersebut setara 195 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 25.531 ton.
Adapun rinciannya, stok Urea sebesar 34.548 ton dan NPK sebesar 15.339 ton. Di Sulsel, Pupuk Indonesia memiliki sarana distribusi yang terdiri dari 44 gudang, 53 distributor, 1.178 kios dan 26 petugas lapang.
Seorang petani asal Kabupaten Bulukumba, Ilham, berharap penambahan kuota pupuk tersebut dapat dirasakan langsung oleh petani.
Menurutnya, di tingkat konsumen akhir, stok pupuk dimainkan sehingga petani kerap tak dapat jatah. Jika stok ada, harganya pasti mahal.
"Kita beli di kios itu mahal sekali. Kadang stoknya tidak ada, kasian petani," ujar Ilham.
Analis Ekonomi Universitas IsIam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Bahrul Ulum menuturkan perekonomian Sulsel ditopang oleh pertanian sehingga ketersediaan pupuk harus dijaga. Dia berharap, persoalan klasik petani sulit mendapatkan pupuk tak terjadi lagi pada 2024.
"Masuknya musim hujan akan banyak berdampak pada sektor pertanian yang jadi penopang ekonomi Sulsel. Sektor ini akan banyak tumbuh dan menopang sektor lainnya," ujarnya. (ams/dir)