Sementara Pemprov Sulsel, melalui Disdik mengakui kurangnya SMA negeri di Sulsel. Terutama yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3t. Termasuk di wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Makassar.
Di antara 12 pulau yang ada di kecamatan itu, hanya ada dua SMA, semuanya swasta. “Memang di Makassar ini kita membutuhkan pembangunan sekolah sebenarnya. Termasuk di pulau. Karena mereka swasta saja,” kata Iqbal Najamuddin, Kepala Disdik Sulsel.
Namun, pembangunan SMA, katanya tidak gampang. Meski mandatory Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 20 persen untuk pendidikan, tapi mesti bertarung dengan kebutuhan lainnya.
Di wilayah 3t, kata Iqbal, tantangannya lebih sulit. ”Lebih banyak biaya distribusi angkut barang daripada bangun sekolahnya.” Biayanya tidak sedikit.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, yang kembali masuk bursa Bakal Calon Gubernur (Bacagub) bilang, di Kodingareng dan Barrang Caddi, hitungannya sudah ada sekolah. Karena di sana sudah ada SMA swasta. Sehingga saat ia menjabat, Sudirman mengaku mendahulukan daerah yang belum ada.
Ia menyebut Kabupaten Toraja dan Pangkajene Kepulauan. Meski tidak merinci SMA apa dan dimana tepatnya.
Kalaupun SMA negeri dibangun di Barrang Caddi dan Kodingareng, Sudirman mengatakan bakal menimbulkan persoalan baru. “Kapan masuk negeri, mati swasta. Itu juga pertimbangan kita pemerintah,” kata Sudirman di kediamannya di Jalan Traktor, Kecamatan Tamalate, Makassar, 25 Januari 2024.
Di masa Sudirman menjabat Wakil Gubernur dari Nurdin Abdullah—sebelum Nurdin tersandung kasus korupsi dan Sudirman diangkat gubernur—, sempat diadakan sebuah asrama di Kota Makassar. Asrama itu diperuntukkan bagi anak pulau.