Program itu pada dasarnya bukan hanya untuk di Makassar, tapi seluruh anak pulau di Sulsel yang bakal mengenyam pendidikan di kota. Tujuannya, agar anak dari pulau bisa bersekolah di kota, tanpa mengeluarkan biaya tempat tinggal.
“Sudah (pernah) ada,” ujar Sudirman. Namun program itu tidak bertahan. “Karena mereka (anak usia sekolah) juga mau tetap di pulau”.
Selain itu, berdasar pemantauan media sosial yang berhubungan dengan pendidikan anak tidak sekolah menunjukkan, pada Juli 2022, Sudirman meluncurkan program Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Kolaborasi atau Pasti Beraksi. Informasi peluncuran itu diunggah di Instagram @diskominfo.sulsel pada 27 Juli 2022.
Program tersebut mendata anak tidak sekolah, lalu mengupayakan anak tersebut kembali sekolah. Sayangnya, hanya beberapa daerah yang menerapkan program ini. Seperti Takalar dan Enrekang. Sementara di Makassar, terkhusus di pulau. Program tersebut tidak jalan.
Sudirman menyadari, tidak adanya SMA negeri di pulau seperti Kodingareng dan Barrang Caddi membuat angka putus sekolah meningkat. Ia pun mengaku tahu, sejak adanya tambang pasir laut yang merusak wilayah tangkap nelayan dan diperparah krisis iklim, pendapatan warga pulau menyusut.
“Nanti kita coba (sekolah) swasta itu kita negeri-kan,” kata Sudirman, saat ditanya komitmennya terhadap pendidikan di pulau jika terpilih kembali jadi gubernur. Ia juga bilang bakal melanjutkan Pasti Beraksi yang disebutnya berhasil.
Di sisi lain, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, yang juga masuk bursa Bacagub Sulsel, mengeklaim selama ini punya perhatian serius terhadap persoalan pendidikan. Hanya saja, Politisi PDIP itu bilang SMA bukan kewenangannya.