Nasib Pendidikan Anak di Pesisir Makassar; Menanggung Derita Penambangan Pasir dan Alpanya Pemerintah

  • Bagikan
Tiga siswa SMA Citra Bangsa, Kodingareng saat memasuki gerbang sekolah (Foto: Arya/Fajar)
Tiga siswa SMA Citra Bangsa, Kodingareng saat memasuki gerbang sekolah (Foto: Arya/Fajar)

Bagi Suriani, mengetahui semua anaknya bisa membaca saja sudah syukur. Ia tidak mau ambil risiko lagi sejak anak pertamanya putus sekolah di SMA karena masalah ekonomi. 

“Mau ambil uang dari mana,” kata Suriani.

Sebagai satu-satunya Sekolah Menengah Atas, SMA Citra Bangsa harapan bagi pendidikan di Pulau Kodingareng. Agar anak-anak bisa menempuh pendidikan formal 12 tahun. Namun jika dilihat dari jumlah siswanya, datanya sungguh timpang dibanding SD dan SMP.

Per 2 Januari 2024, data Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar menunjukkan SD Negeri Kodingareng memiliki 520 siswa, dan SMP Negeri 38 Kodingareng 159 siswa. Sementara SMA Citra Bangsa, menurut data Disdik Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), saat ini hanya memiliki 135 siswa.

Angka ini sangat sedikit. Mengingat SMA Citra Bangsa berdiri di dua pulau, Pulau Kodingareng dan Pulau Barrang Caddi. 

Jarak kedua pulau ini tidak jauh. “Berenang juga bisa,” begitu kelakar warga Barrang Caddi. Menggambarkan jarak tempuh 15 menit ke Kodingareng menggunakan perahu.

Letaknya berada di tengah-tengah, antara Pulau Kodingareng dan Pulau Barrang Lompo–Ibu Kota Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Jarak tempuhnya 45 menit dari Dermaga Kayu Bangkoa.

Di pulau yang dihuni 1.425 jiwa itu, hanya ada delapan siswa SMA Citra Bangsa. Kelas XI empat orang, kelas XII empat orang.

Sama dengan Pulau Kodingareng, di sana hanya ada satu SD dan SMP. Jumlah siswanya berkali-kali lipat dibanding SMA. Di SD Negeri Barrang Caddi ada 168 siswa, dan SMP Negeri 39 Barrang Caddi 49 siswa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan