Namun SMA Citra Bangsa di Barrang Caddi tidaklah seperti di kepala kita saat mendengar kata “sekolah”. Tidak ada ruang kelas, tidak ada ruang guru, tidak ada pagar, tidak ada gerbang, tidak ada lapangan upacara, dan tidak ada tiang bendera.
Sekolah itu hanya berupa kolong rumah milik warga. Fasilitas yang ada hanya tujuh meja panjang berbahan kayu, 14 kursi plastik warna hijau, plus satu bangku kayu untuk guru.
Sekolah itu terakhir digunakan pada Juli 2023. Dua tahun terakhir, tahun ajaran 2023/2024 dan 2024/2025, sekolah itu tidak lagi menerima siswa baru. Penyebabnya karena tidak ada lagi pengajar.
Kini, delapan siswa yang tersisa, belajar Dalam Jaringan atau Daring. Mengikuti pembelajaran di SMA Citra Bangsa Pulau Kodingareng.
“Walaupun lebih sering tidak belajar,” kata salah seorang siswa.
Jadinya, selama tahun ajaran 2023/2024 dan 2024/2025, sejumlah anak di Pulau Barrang Caddi yang ingin lanjut sekolah ke SMA mesti keluar pulau. Yang tidak punya biaya, harus rela putus sekolah.
Salah satunya Farhan, tahun ajaran 2023/2024 Ialu, ia mendaftarkan diri bersekolah di Sekolah Alam Insan Kamil. Letaknya di Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Jarak Sekolah Alam Insan Kamil dari Pulau Barrang Caddi satu jam perjalanan laut. Kemudian 30 menit perjalanan darat. Jarak yang jauh itu mengharuskan Farhan tinggal di rumah tantenya, saudara dari ibunya, yang tidak jauh dari sekolahnya.
Satu bulan Farhan bersekolah dan tinggal di Gowa, ibunya, Halima, meminta Farhan berhenti bersekolah. “Bapaknya yang minta,” ujar Halima. Kini, anak 15 tahun itu berhenti sekolah.