FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Platfom e-grocery shopping Indonesia Astro resmi memperkenalkan kampanye “ADA YANG BARU, ADA YANG BIRU" dengan meluncurkan identitas dan logo terbaru pada Rabu 12 Juni 2024. Gelaran tersebut dilaksanakan di Mal Sarinah, Jakarta Pusat.
Peluncuran dua hal baru ini merupakan manifestasi atas komitmen Astro untuk terus berkembang dan beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis.
Dalam peluncuran kampanye “ADA YANG BARU, ADA YANG BIRU", Astro mengajak puluhan drivers melakukan konvoi membirukan Jakarta dengan menampilkan logo, seragam dan identitas birunya yang baru.
"Identitas biru yang baru ini mencerminkan pendekatan Astro yang modern, dinamis, dan berpusat pada pelanggan, memperkuat peran kami sebagai #TemanAndalan bagi pelanggan. Kampanye ini juga mempertegas janji kami untuk memberikan pengalaman belanja yang aman dan nyaman untuk pelanggan lewat berbagai inovasi, baik dari sisi layanan maupun produk," ujar Vincent Tjendra, Co-founder & CEO Astro dalam sambutannya.
Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan akan melampaui $53 miliar pada tahun 2025, hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen dalam belanja online dan sistem pembayaran digital yang semakin membaik.
Indonesia telah menjadi pasar e-commerce terbesar ketiga di dunia, di bawah China dan Amerika Serikat, karena pendapatan per kapita yang lebih tinggi, akses internet yang lebih luas, dan urbanisasi.
Hal ini jugalah yang menjadi pendorong bagi Vincent untuk terus memperluas layanan yang dapat diberikan oleh Astro. Vincent menyatakan, ia ingin Astro dapat dinikmati oleh seluruh lokasi di Jabodetabek.
"Dengan memperluas layanan Astro, kami ingin menghadirkan kemudahan bagi pelanggan untuk menikmati layanan Astro di lebih banyak lokasi di wilayah Jadetabek," kata Vincent.
Berdasarkan laporan L.E.K. Consulting, 96% populasi Indonesia memiliki ponsel, dengan 76% diantaranya memiliki akses internet.
Lebih dari 65% populasi berada di bawah usia 44 tahun, yang menunjukkan perilaku belanja impulsif yang relatif lebih tinggi.
Kondisi demografis dan perilaku belanja ini menunjukkan bahwa masih ada peluang besar untuk mengembangkan pasar e-groceries di Indonesia, di mana penetrasi pasar diperkirakan akan tumbuh dari 1% pada tahun 2020 menjadi 3% pada tahun 2024.
Selain percepatan layanan, program jaminan saat berbelanja juga memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap transaksi online.
Laporan dari Nielsen menyatakan bahwa 72% konsumen Indonesia lebih memilih situs e-commerce yang menawarkan jaminan terhadap produk cacat atau palsu, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka dalam transaksi online. (zak)