Untuk menjawab tantangan ini, penting adanya program peningkatan keterampilan yang efektif, seperti yang telah diinisiasi oleh Program Kartu Prakerja sejak 2020. Dengan fokus pada peningkatan skill, reskilling, dan upskilling, program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang dinamis. Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Prakerja, mengungkapkan bahwa 92% peserta merasakan peningkatan keterampilan mereka setelah mengikuti program ini. Studi Asian Development Bank tahun 2023 juga menyebutkan bahwa Prakerja berhasil meningkatkan kompetensi dan produktivitas angkatan kerja hingga 83%.
Prakerja mengimplementasikan strategi dual approach melalui Initial Vocational Education and Training (IVET) dan Continuous Vocational Education and Training (CVET). IVET bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar kepada lulusan baru, sedangkan CVET dirancang untuk pekerja yang sudah ada di pasar kerja, memungkinkan mereka untuk meningkatkan atau memperbarui keterampilan. Fleksibilitas ini memberikan peluang kepada pekerja, wirausaha, maupun masyarakat umum untuk tetap kompetitif di tengah tuntutan pasar yang dinamis.
Teknologi AI juga telah diintegrasikan dalam ekosistem Prakerja, memungkinkan sistem pembelajaran adaptif dan perencanaan karier yang lebih terarah. Portal kerja berbasis AI membantu mencocokkan pencari kerja dengan peluang yang sesuai, menciptakan ekosistem pasar kerja yang lebih efisien. Denni menegaskan pentingnya inovasi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan masa depan. “Kita tidak bisa buang waktu. Memastikan keberlanjutan dan peningkatan dampak dari program-program yang ada adalah prioritas utama,” tegasnya.