Makam Misterius di Wilayah Utara Candi Borobudur, Diyakini Pahlawan Wanita, Pasukan Elite Diponegoro

  • Bagikan
Makam tua di Desa Bumiharjo terletak di utara candi Borobudur kurang lebih 1,82 km, yang diyakini merupakan prajurit Pangeran Diponegoro. (IST)

"Tujuan revitalisasi makam Gondowati menjadikan wisata religi di Dusun Sodong, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang menjadi potensi yang ramai dikunjungi wisatawan. Tidak hanya warga sekitar, juga dari berbagai pelosok nusantara," ujar pria kelahiran Bumiharjo yang saat ini berdomisili di Cirebon.

Bayangan mengenai wanita Jawa yang lemah gemulai, kata Heru, menjadi kanca wingking, dan menjalani 3M (masak, macak, manak) akan buyar bila mendengar kisah Gondowati, pasukan perempuan saat perang Jawa pecah pada 1825.

"Peran perempuan prajurit Diponegoro yang belum diungkap hampir seratus tahun sebelum pengarang Habis Gelap Terbitlah Terang, RA Kartini," katanya.

Bahwa benar ide gagasan emansipasi dan sejarah feminisme ketika zaman kolonial dipelopori oleh RA. Kartini (1879 – 1904), kata Heru, namun jika ditelusuri lebih jauh pada era prakolonial Jawa, banyak perempuan mengambil peran penting dalam berbagai urusan, baik politik dan ekonomi, maupun budaya dan agama di masyarakat.

"Para perempuan dari kalangan bangsawan seperti Raden Ayu Yudokusumo dari Yogya dan Nyai Ageng Serang juga gigih melawan Belanda baik angkat senjata maupun menyusun taktik perlawanan.

Di bidang ekonomi, perempuan dari lingkungan istana seperti Ratu Kencono Wulan. Bidang sastra, pengumpul dan penyalin teks yang berkaitan dengan Islam Jawa. Ada Ratu Pakubuwono dan penulis perempuan Raden Ayu Danukusumo," paparnya.

Lebih lanjut, kata Heru yang mengingat skripsinya soal feminisme, mengapa dalam surat-surat RA Kartini, kondisi perempuan Jawa tergambar begitu terpuruk dan terkungkung oleh feodalisme Jawa? Mengapa kondisinya berbeda dengan kondisi perempuan sebelum perang Jawa?

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan