“Posyandu masih menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak. Namun, kualitas pelayanannya sangat tergantung pada kemampuan kader, khususnya dalam memantau pertumbuhan anak,” kata dr. Yuliana Taroreh, Kepala Puskesmas Baolan.
Metode pembelajaran dilakukan secara ceramah, diskusi, dan simulasi mengukur indikator TB/U, BB/U, dan BB/TB. Pelatihan juga disertai dengan pre-test dan post-test untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta. Selain tim dosen dari Poltekkes, narasumber lain yang terlibat adalah dr. Yuliana Taroreh dan Sunarmi, AMG selaku penanggung jawab gizi Puskesmas Baolan.
Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta yang cukup signifikan. Peserta juga menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan berlangsung. “Kolaborasi ini adalah bentuk kontribusi aktif Poltekkes Kemenkes Palu untuk memberdayakan kader Posyandu demi mendukung program prioritas nasional percepatan penurunan stunting,” jelas Dwi Yogyo Suswinarto.
Dengan pelatihan ini, para kader Posyandu diharapkan mampu melakukan pengukuran dan interpretasi status gizi anak dengan lebih akurat, sehingga penanganan dan pencegahan kasus stunting dapat lebih efektif dan tepat sasaran.